Wednesday 5 March 2014

Riwayat Nabi Nuh...^^..

Riwayat Nabi Nuh...^^..

Nabi Nuh adalah nabi keEmpat sesudah Adam, Syith dan Idris dan
keturunan kesembilan dari Nabi Adam. Ayahnya adalah Lamik bin
Metusyalih bin Idris.

*** Dakwah Nabi Nuh Kepada Kaumnya ***

Nabi Nuh menerima wahyu keNabian dari Allah dalam masa " fatrah"
masa kekosongan di antara dua rasul di mana biasanya manusia
secara beransur-ansur melupakan ajaran agama yang dibawa oleh nabi
yang meninggalkan mereka dan kembali berSyirik meninggalkan amal
kebajikan, melakukan kemungkaran dan kemaksiatan di bawah pimpinan
Iblis. Demikianlah maka kaum Nabi Nuh tidak luput dari proses
tersebut, sehingga ketika Nabi Nuh datang di tengah-tengah mereka,
mereka sedang menyembah berhala ialah patung-patung yang dibuat
oleh tangan-tangan mereka sendiri disembahnya sebagai tuhan-tuhan
yang dapat membawa kebaikan dan manfaat serta menolak segala
kesengsaraan dan kemalangan, berhala-berhala yang dipertuhankan
dan menurut kepercayaan mereka mempunyai kekuatan dan kekuasaan
ghaib ke atas manusia itu diberinya nama-nama yang silih berganti
menurut kehendak dan selera kebodohan mereka. Kadang-kadang
mereka namakan berhala mereka " Wadd " dan " Suwa " kadangkala
" Yaguts " dan bila sudah bosan digantinya dengan nama " Yatuq "
dan " Nasr ".

Nabi Nuh berdakwah kepada kaumnya yang sudah jauh tersesat oleh
iblis itu, mengajak mereka meninggalkan syirik dan penyembahan
berhala dan kembali kepada Tauhid menyembah Allah Tuhan sekalian
alam melakukan ajaran-ajaran agama yang diwahyukan kepadanya
serta meninggalkan kemungkaran dan kemaksiatan yang diajarkan
oleh Syaitan dan Iblis.

Nabi Nuh menarik perhatian kaumnya agar melihat alam semesta yang
diciptakan oleh Allah berupa langit dengan matahari, bulan dan
bintang-bintang yang menghiasinya, bumi dengan kekayaan yang ada
di atas dan di bawahnya, berupa tumbuh-tumbuhan dan air yang
mengalir yang memberi kenikmatan hidup kepada manusia, pergantian
malam menjadi siang dan sebaliknya yang kesemua itu menjadi bukti
dan tanda nyata akan adanya keEsaan Tuhan yang harus disembah
dan bukan berhala-berhala yang mereka buat dengan tangan mereka
sendiri. Di samping itu Nabi Nuh juga memberitakan kepada mereka
bahwa akan ada gajaran yang akan diterima oleh manusia atas segala
amalannya di dunia iaitu Syurga bagi amalan kebajikan dan Neraka
bagi segala pelanggaran terhadap perintah Agama yang berupa
kemungkaran dan kemaksiatan.

Nabi Nuh yang dikurniakan Allah dengan sifat-sifat yang patut dimiliki
oleh seorang nabi, Fasih dan Tegas dalam kata-katanya, bijaksana
dan Sabar dalam tindak-tanduknya melaksanakan tugas risalahnya
kepada kaumnya dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan dengan
cara yang lemah lembut, mengetuk hati nurani mereka dan kadang
kala dengan kata-kata yang tajam dan nada yang kasar bila
menghadapi pembesar-pembesar kaumnya yang keras kepala yang
enggan menerima Hujah dan Dalil-dalil yang dikemukakan kepada
mereka yang tidak dapat mereka membantahnya atau mematahkannya.

Akan tetapi walaupun Nabi Nuh telah berusaha sekuat tenaga
berdakwah kepda kaumnya dengan segala kebijaksanaan, kecekapan
dan kesabaran dan dalam setiap kesempatan, siang mahupun malam
dengan cara berbisik-bisik atau cara terang dan terbuka ternyata
hanya sedikit sekali dari kaumnya yang dapat menerima dakwahnya
dan mengikuti ajakannya, yang menurut riwayatnya tidak melebihi
bilangan seratus( 100) orang  Mereka pula terdiri dari orang-orang
yang Miskin berkedudukan sosial Lemah dan Naif.

Sedangkan orang yang kaya-raya, berkedudukan tinggi dan
terpandang dalam masyarakat, yang merupakan pembesar-pembesar
dan penguasa-penguasa tetap membangkang, tidak mempercayai
Nabi Nuh serta mengingkari dakwahnya dan sesekali tidak merelakan
melepas agama nenek moyang dan kepercayaan mereka terhadap
berhala-berhala mereka, bahkan mereka berusaha dengan
mengadakan rancangan hendak melumpuhkan dan mengagalkan usaha
dakwah Nabi Nuh.

Berkata mereka kepada Nabi Nuh: " Bukankah engkau hanya seorang
daripada kami dan tidak berbeza daripada kami sebagai manusia
biasa. Jikalau betul Allah akan mengutuskan seorang rasul yang
membawa perintah-Nya, nescaya Ia akan mengutuskan seorang
malaikat yang patut kami dengarkan kata-katanya dan kami ikuti
ajakannya dan bukan manusia biasa seperti engkau hanya dapat
diikuti orang-orang Rendah kedudukan sosialnya seperti para buruh
petani, orang-orang yang tidak berpenghasilan yang bagi kami
mereka seperti sampah masyarakat.

Pengikut-pengikutmu itu adalah orang-orang yang tidak mempunyai
daya fikiran dan ketajaman otak, mereka mengikutimu secara
membuta tuli tanpa memikirkan dan menimbangkan semasak-masaknya
kebenaran itu atau tidaknya dakwah dan ajakanmu itu. Jika agama
yang engkau bawa dan ajaran-ajaran yang engkau sadurkan kepada
kami itu betul-betul benar, nescaya kamilah dulu mengikutimu dan
bukannya orang-orang yang menGemis seperti pengikut-pengikutmu
itu.

Kami sebagai pemuka-pemuka masyarakat yang pandai berfikir,
memiliki kecerdasan otak dan pandangan yang luas dan yang
dipandang masyarakat sebagai pemimpin-pemimpinnya, tidaklah
mudah kami menerima ajakanmu dan dakwahmu. Engkau tidak
mempunyai kelebihan di atas kami tentang soal-soal kemasyarakatan,
pergaulan hidup kami juga jauh lebih baik dan kami lebih mengetahui
daripadamu tentang semua hal. Anggapan kami terhadapmu, tidak
lain dan tidak bukan, bahawa engkau adalah pendusta belaka."

Nuh berkata, menjawab ejekan dan olok-olokan kaumnya: " Adakah
engkau mengira bahawa aku dapat memaksa kamu mengikuti ajaranku
atau mengira bahawa aku mempunyai kekuasaan untuk menjadikan
kamu orang-orang yang berIman jika kamu tetap menolak ajakan ku
dan tetap membuta-tuli terhadap bukti-bukti kebenaran dakwahku
dan tetap mempertahankan pendirianmu yang tersesat yang diilhamkan
oleh kesombongan dan kebongkakan kerana kedudukan dan harta-
benda yang kamu miliki.

Aku hanya seorang manusia yang mendapat amanat dan diberi tugas
oleh Allah untuk menyampaikan risalahNya kepada kamu. Jika kamu
tetap berkeras kepala dan tidak mahu kembali ke jalan yang Benar
dan menerima agama Allah yang diutuskanNya kepadaku maka
terserahlah kepada Allah untuk menentukan hukumanNya dan
ganjaranNya keatas diri kamu. Aku hanya pesuruh dan rasulNya
yang diperintahkan untuk menyampaikan amanatNya kepada hamba-
hambaNya. Dialah yang berkuasa memberi hidayah kepadamu dan
mengampuni dosamu atau menurunkan azab dan seksaanNya di atas
kamu sekalian jika dikehendakiNya. Dialah pula yang berkuasa
menurunkan seksa dan azabNya di dunia atau menangguhkannya
sampai hari kemudian(Kiamat). Dialah Tuhan pencipta alam semesta
ini, Maha Kuasa, Maha Mengetahui, Maha Pengasih dan Maha
Penyayang."

Kaum Nuh mengemukakan syarat dengan berkata: " Wahai Nuh ! Jika
engkau menghendaki kami mengikutimu dan memberi sokongan dan
semangat kepada kamu dan kepada agama yang engkau bawa, maka
jauhkanlah para pengikutmu yang terdiri dari orang-orang petani,
buruh dan hamba-hamba sahaya itu. Usirlah mereka dari pengaulanmu
kerana kami tidak dapat bergaul dengan mereka, duduk berdampingan
dengan mereka, mengikut cara hidup mereka dan bergabung dengan
mereka dalam suatu agama dan kepercayaan. Dan bagaimana kami
dapat menerima satu agama yang menyamaratakan para bangsawan
dengan orang awam, penguasa dan pembesar dengan buruh-buruhnya
dan orang kaya yang berkedudukan dengan orang yang miskin dan
papa."

Nabi Nuh menolak pensyaratan kaumnya dan berkata: " Risalah dan
agama yang aku bawa adalah untuk semua orang tiada pengecualian,
yang pandai mahupun yang bodoh, yang kaya mahupun miskin, majikan
ataupun buruh , di antara penguasa dan rakyat biasa semuanya
mempunyai kedudukan dan tempat yang sama terhadap agama dan
hukum Allah. Andai kata aku memenuhi pensyaratan kamu dan
meluluskan keinginanmu menyingkirkan para pengikutku yang setia itu,
maka siapakah yang dapat ku harapkan akan meneruskan dakwahku
kepada orang ramai dan bagaimana aku sampai hati menjauhkan
daripadaku orang-orang yang telah beriman dan menerima dakwahku
dengan penuh keyakinan dan keIkhlasan di kala kamu menolaknya
serta mengIngkarinya, orang-orang yang telah membantuku dalam
tugasku di kala kamu menghalangi usahaku dan merintangi dakwahku.

Dan bagaimanakah aku dapat mempertanggungjawabkan tindakan
pengusiranku kepada mereka terhadap Allah bila mereka mengadu
bahawa aku telah membalas kesetiaan dan ketaatan mereka dengan
sebaliknya semata-mata untuk memenuhi permintaanmu dan tunduk
kepada pensyaratanmu yang tidak wajar dan tidak dapat diterima
oleh akal dan fikiran yang sihat. Sesungguhnya kamu adalah orang-
orang yang bodoh dan tidak berfikiran sihat."

Pada akhirnya, kerana merasa tidak berdaya lagi mengingkari kebenaran
kata-kata Nabi Nuh dan merasa kehabisan alasan dan hujah untuk
melanjutkan dialog dengan beliau, maka berkatalah mereka: " Wahai
Nabi Nuh ! Kita telah banyak bermujadalah dan berdebat dan cukup
berdialog serta mendengar dakwahmu yang sudah menjemukan itu.
Kami tetap tidak akan mengikutimu dan tidak akan sesekali
melepaskan kepercayaan dan adat-istiadat kami sehingga tidak ada
gunanya lagi engkau mengulang-ulangi dakwah dan ajakanmu dan
bertegang lidah dengan kami.

Datangkanlah kepada kami, apa yang engkau katakan, jika benar,
kamu orang yang menepati janji. Kami ingin melihat kebenaran kata-
katamu dan ancamanmu dalam kenyataan. Kerana kami masih tetap
belum mempercayaimu dan tetap meragukan dakwahmu."

*** Nabi Nuh Berputus Asa Dari Kaumnya.***

Nabi Nuh berada di tengah-tengah kaumnya selama sembilan ratus
lima puluh tahun berdakwah menyampaikan risalah Tuhan, mengajak
mereka meninggalkan penyembahan berhala dan kembali menyembah
dan beribadah kepada Allah Yang maha Kuasa serta memimpin
mereka keluar dari jalan yang Sesat dan gelap ke jalan yang Benar
dan terang, mengajar mereka hukum-hukum syariat dan agama yang
diwahyukan oleh Allah kepadanya, mengangkat darjat manusia yang
tertindas dan lemah ke tingkat yang sesuai dengan fitrah dan
qudratnya dan berusaha menghilangkan sifat-sifat sombong dan
bongkak yang melekat pada para pembesar kaumnya dan mendidik
agar mereka berkasih sayang, tolong-menolong diantara sesama
manusia.

Akan tetapi dalam waktu yang cukup lama itu, Nabi Nuh tidak berhasil
menyedarkan dan menarik kaumnya untuk mengikuti dan menerima
dakwahnya supaya kaumnya berIman, berTauhid dan berIbadat
kepada Allah kecuali sekelompok kecil kaumnya dan tidak mencapai
seramai seratus orang, walaupun ia telah melakukan tugasnya dengan
segala daya-usahanya dan sekuat tenaganya dengan penuh kesabaran
dan kesulitan menghadapi pengHinaan, Ejekan dan Cercaan serta
Makian kaumnya, kerana ia mengharapkan akan datang masanya
di mana kaumnya akan sedar kesalahan diri dan datang mengakui
kebenarannya dan kebenaran dakwahnya.

Harapan Nabi Nuh akan kesedaran kaumnya ternyata makin hari
makin berkurangan dan bahawa sinar Iman dan Takwa tidak akan
menebus ke dalam hati mereka yang telah tertutup rapat oleh ajaran
dan bisikan Iblis. Akhirnya, Nabi Nuh menerima firman/arahan Allah
yang bermaksud:

" Sesungguhnya tidak akan seorang daripada kaumnya mengikutimu
dan beriman kecuali mereka yang telah mengikutimu dan beriman
lebih dahulu, maka janganlah engkau bersedih hati kerana apa yang
mereka perbuatkan."

Dengan penegasan firman Allah itu, lenyaplah sisa harapan Nabi Nuh
dari kaumnya dan habislah keSabarannya. Ia memohon kepada Allah
agar menurunkan Azab-Nya di atas kaumnya yang berkepala batu
seraya berseru: " Ya Allah ! Janganlah Engkau biarkan seorang pun
daripada orang-orang kafir itu hidup dan tinggal di atas bumi ini.
Mereka akan berusaha menyesatkan hamba-hambaMu, jika Engkau
biarkan mereka tinggal, mereka pasti akan melahirkan dan menurunkan
selain anak-anak yang berbuat maksiat dan anak-anak yang kafir
seperti mereka."

Doa Nabi Nuh dikabulkan oleh Allah dan permohonannya diluluskan
dan dia tidak perlu lagi menghiraukan dan mempersoalkan kaumnya,
kerana mereka itu akan menerima hukuman Allah dengan mati
tenggelam.

*** Nabi Nuh Membuat Kapal.***

Setelah menerima perintah Allah untuk membuat sebuah kapal,
segeralah Nabi Nuh mengumpulkan para pengikutnya dan mulai mereka
mengumpulkan bahan yang diperlukan untuk maksud tersebut,
kemudian dengan mengambil tempat yang agak jauh dari kota dan
bekerjalah orang berIman dengan rajin dan tekun bekerja siang
dan malam menyelesaikan pembinaan kapal yang diperintahkan itu.

Walaupun Nabi Nuh telah menjauhi kota dan masyarakatnya, agar
dapat bekerja dengan tenang tanpa gangguan bagi menyelesaikan
pembinaan kapalnya namun ia tidak luput dari ejekan dan cemuhan
kaumnya yang kebetulan atau sengaja melalui tempat kerja membina
kapal itu. Mereka mengejek dan mengolok-olokkan dengan mengatakan:
" Wahai Nuh ! Sejak bila engkau telah menjadi tukang kayu dan
pembuat kapal ? Bukankah engkau seorang nabi dan rasul menurut
pengakuanmu, kenapa sekarang menjadi seorang tukang kayu dan
pembuat kapal.

Dan kapal yang engkau buat itu berada di tempat yang jauh dari air
ini adalah maksudmu untuk ditarik oleh kerbau ataukah mengharapkan
angin yang akan menarik kapalmu ke laut ?" Dan lain-lain kata ejekan
yang diterima oleh Nabi Nuh dengan sikap dingin dan tersenyum
seraya menjawab: " Baiklah tunggu saja saatnya nanti, jika kamu
sekarang mengejek dan mengolok-olokkan kami maka akan tibalah
masanya kelak bagi kami untuk mengejek kamu dan akan kamu
ketahui kelak untuk apa kapal yang kami siapkan ini.

" Tunggulah saatnya azab dan hukuman Allah menimpa atas diri kamu."

Setelah selesai pekerjaan pembuatan kapal yang merupakan alat
pengangkutan laut pertama di dunia, Nabi Nuh menerima wahyu dari
Allah: " Siap-siaplah engkau dengan kapalmu, bila tiba perintahKu
dan terlihat tanda-tanda daripadaKu maka segeralah angkut
bersamamu di dalam kapalmu dan kerabatmu dan bawalah dua pasang
dari setiap jenis makhluk yang ada di atas bumi dan belayarlah dengan
izinKu."

Kemudian tercurahlah dari langit dan memancur dari bumi air yang deras
dan dahsyat yang dalam sekelip mata telah menjadi banjir besar yang
melanda seluruh kota dan desa menenggelamkan daratan yang rendah
mahupun yang tinggi, mencapai puncak bukit-bukit sehingga tiada
tempat berlindung dari air bah yang dahsyat itu kecuali kapal
Nabi Nuh yang telah terisi penuh dengan para orang mukmin dan
pasangan makhluk yang diselamatkan oleh Nabi Nuh atas perintah Allah.

Dengan iringan " Bismillah majraha wa mursaha" belayarlah kapal
Nabi Nuh dengan lajunya menyelusuri lautan air, menentang angin
yang kadang kala lemah lembut dan kadang kala ganas dan ribut.
Di kanan kiri kapal, terlihatlah orang-orang kafir bergelut melawan
gelombang air yang menggunung berusaha menyelamat diri dari
cengkaman maut yang sudah sedia menerkam mereka di dalam
lipatan gelombang-gelombang itu.

Tatkala Nabi Nuh berada di atas geladak kapal memperhatikan cuaca
dan melihat-lihat orang-orang kafir dari kaumnya sedang
bergelimpangan di atas permukaan air, tiba-tiba terlihatlah olehnya
tubuh putera sulungnya yang bernama " Kan'aan" timbul tenggelam
dipermainkan oleh gelombang yang tidak menaruh belas kasihan
kepada orang-orang yang sedang menerima hukuman Allah itu. Pada
saat itu, tanpa disedari, timbullah rasa cinta dan kasih sayang seorang
ayah terhadap putera kandungnya yang berada dalam keadaan
cemas menghadapi maut ditelan gelombang.

Nabi Nuh secara spontan, terdorong oleh suara hati kecilnya berteriak
dengan sekuat suaranya memanggil puteranya: " Wahai anakku !
Datanglah kemari dan gabungkan dirimu bersama keluargamu.
Bertaubatlah engkau dan berimanlah kepada Allah agar engkau
selamat dan terhindar dari bahaya maut yang engkau menjalani
hukuman Allah. " Kan'aan, putera Nabi Nuh, yang tersesat dan telah
terkena racun rayuan syaitan dan hasutan kaumnya yang sombong
dan keras kepala itu menolak dengan keras ajakan dan panggilan
ayahnya yang menyayanginya dengan kata-kata yang menentang:
" Biarkanlah aku dan pergilah, jauhilah aku, aku tidak sudi berlindung
di atas bahtera kapalmu, aku akan dapat menyelamatkan diriku
sendiri dengan berlindung di atas bukit yang tidak akan dijangkau
oleh air bah ini."

Nuh menjawab: " Percayalah bahawa tempat satu-satunya yang dapat
menyelamatkan engkau ialah bergabung dengan kami di atas kapal ini.
Tidak akan ada yang dapat melepaskan diri dari hukuman Allah yang
telah ditimpakan ini kecuali orang-orang yang memperolehi rahmat
dan keampunanNya."

Setelah Nabi Nuh mengucapkan kata-katanya tenggelamlah Kan'aan
disambar gelombang yang ganas dan lenyaplah ia dari pandangan mata
ayahnya, tergelincirlah ke bawah lautan air mengikut kawan-kawannya
dan pembesar-pembesar kaumnya yang durhaka itu.

Nabi Nuh bersedih hati dan berdukacita atas kematian puteranya
dalam keadaan kafir tidak beriman dan belum mengenal Allah. Beliau
berkeluh-kesah dan berseru kepada Allah: " Ya Tuhanku, sesungguhnya
puteraku itu adalah darah dagingku dan adalah bahagian dari
keluargaku dan sesungguhnya janjiMu adalah janji benar dan
Engkaulah Maha Hakim yang Maha Berkuasa." Kepadanya Allah
berfirman: " Wahai Nuh ! Sesungguhnya dia, puteramu itu tidaklah
termasuk keluargamu, kerana ia telah menyimpang dari ajaranmu,
melanggar perintahmu menolak dakwahmu dan mengikuti jejak
orang-orang yang kafir daripada kaummu. Terkeluarlah namanya dari
daftar keluargamu.

Hanya mereka yang telah menerima dakwahmu mengikuti jalanmu
dan beriman kepadaKu dapat engkau masukkan dan golongkan
ke dalam barisan keluargamu yang telah Aku janjikan perlindungannya
dan terjamin keselamatan jiwanya. Adapun orang-orang yang
mengingkari risalahmu, mendustakan dakwahmu dan telah mengikuti
hawa nafsunya dan tuntutan Iblis, pastilah mereka akan binasa
menjalani hukuman yang telah Aku tentukan walau mereka berada
dipuncak gunung. Maka janganlah engkau sesekali menanyakan
tentang sesuatu yang engkau belum ketahui. Aku ingatkan janganlah
engkau sampai tergolong ke dalam golongan orang-orang yang bodoh."

Nabi Nuh segera tersedar setelah menerima teguran dari Allah bahwa
cinta kasih sayangnya kepada anaknya telah menjadikan ia lupa akan
janji dan ancaman Allah terhadap orang-orang kafir termasuk
puteranya sendiri. Ia sedar bahawa ia tersesat pada saat ia
memanggil puteranya untuk menyelamatkannya dari bencana banjir
yang didorong oleh perasaan naluri darah yang menghubungkannya
dengan puteranya padahal sepatutnya cinta dan taat kepada Allah
harus mendahului cinta kepada keluarga dan harta-benda.

Dia sangat menyesal keatas kelalaian dan kealpaannya itu dan
menghadap kepada Allah memohon ampun dan maghfirahnya dengan
berseru: " Ya Tuhanku, aku berlindung kepadaMu dari godaan
syaitan yang terlaknat, ampunilah kelalaian dan kealpaanku sehingga
aku menanyakan sesuatu yang aku tidak mengetahuinya. Ya Tuhanku,
bila Engkau tidak memberi ampun dan maghfirah serta menurunkan
rahmat bagiku, nescaya aku menjadi orang yang rugi."

Setelah air bah itu mencapai puncak keganasannya dan habis
binasalah kaum Nuh yang kafir dan zalim sesuai dengan kehendak
dan hukum Allah, surutlah lautan air diserap bumi kemudian
bertambatlah kapal Nuh di atas bukit " Judie " dengan iringan
perintah Allah kepada Nabi Nuh: " Turunlah wahai Nuh ke darat,
bersama para mukmin yang menyertaimu dengan selamat dilimpahi
barakah dan inayah dari sisiKu bagimu dan bagi umat yang
menyertaimu."

*** Kisah Nabi Nuh Dalam Al-Quran.***

Al-Quran menceritakan kisah Nabi Nuh dalam 43 ayat dari 28 surah
di antaranya surah Nuh dari ayat 1 sehinga 28, juga dalam surah
" Hud" ayat 27 sehingga 48 yang mengisahkan dialog Nabi Nuh
dengan kaumnya dan perintah pembuatan kapal serta keadaan banjir
yang menimpa di atas mereka.

*** Pengajaran Dari Kisah Nabi Nuh A.S.***

Bahawasanya hubungan antara manusia yang terjalin karena ikatan
persamaan kepercayaan atau penamaan aqidah dan pendirian adalah
lebih erat dan lebih berkesan daripada hubungan yang terjalin
kerana ikatan darah atau kelahiran. Kan'aan yang walaupun ia adalah
anak kandung Nabi Nuh, oleh Allah s.w.t. dikeluarkan dari bilangan
keluarga ayahnya kerana ia menganut kepercayaan dan agama
berlainan dengan apa yang dianuti dan didakwahkan oleh ayahnya
sendiri, bahkan ia berada di pihak yang memusuhi dan menentangnya.

Maka dalam pengertian inilah dapat difahami firman Allah dalam
Al-Quran yang bermaksud: " Sesungguhnya para mukmin itu adalah
bersaudara." Demikian pula hadis Rasulullah s.a.w. yang bermaksud:
" Tidaklah sempurna iman seseorang kecuali jika ia menyintai
saudaranya yang beriman sebagaimana ia menyintai dirinya sendiri."
Juga peribahasa yang berbunyi: " Adakalanya engkau memperolehi
seorang saudara yang tidak dilahirkan oleh ibumu."

tuliskanakuhadith.blogspot.com
Norshahuddin Edited Mac 2014...^^..

No comments:

Post a Comment