Sunday 19 January 2014

Hadith Bukhari 0006 with Eng Sub...^^..

Hadith Bukhari 0006 with Eng Sub...^^..

Telah menceritakan kepada kami Abu Al Yaman Al Hakam bin Nafi' dia
berkata, telah  mengabarkan kepada kami Syu'aib dari Az Zuhri telah
mengabarkan kepadaku Ubaidullah  bin Abdullah bin 'Utbah bin Mas'ud
bahwa Abdullah bin 'Abbas telah mengabarkan  kepadanya bahwa Abu
Sufyan bin Harb telah mengabarkan kepadanya; bahwa Heraclius 
menerima rombongan dagang Quraisy, yang sedang mengadakan
ekspedisi dagang ke  Negeri Syam pada saat berlakunya perjanjian
antara Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dengan  Abu Sufyan dan orang-
orang kafir Quraisy. Saat singgah di Iliya' mereka menemui Heraclius 
atas undangan Heraclius untuk di diajak dialog di majlisnya, yang saat
itu Heraclius bersama  dengan para pembesar-pembesar Negeri Romawi.

Heraclius berbicara dengan mereka  melalui penerjemah. Heraclius
berkata; " Siapa diantara kalian yang paling dekat hubungan keluarganya
dengan orang yang mengaku sebagai Nabi itu?." Abu Sufyan berkata;
maka aku  menjawab; " Akulah yang paling dekat hubungan
kekeluargaannya dengan dia". Heraclius  berkata; " Dekatkanlah dia
denganku dan juga sahabat-sahabatnya." Maka mereka  meletakkan
orang-orang Quraisy berada di belakang Abu Sufyan. Lalu Heraclius
berkata  melalui penerjemahnya: " Katakan kepadanya, bahwa aku
bertanya kepadanya tentang lelaki  yang mengaku sebagai Nabi. Jika
ia berdusta kepadaku maka kalian harus mendustakannya.

" Demi Allah, kalau bukan rasa malu akibat tudingan pendusta yang akan
mereka lontarkan kepadaku niscaya aku berdusta kepadanya." Abu
Sufyan berkata; Maka yang pertama ditanyakannya kepadaku
tentangnya (Nabi shallallahu 'alaihi wasallam) adalah: " bagaimana
kedudukan nasabnya ditengah-tengah kalian?" Aku jawab: " Dia adalah
dari keturunan baik-baik (bangsawan) ". Tanyanya lagi: " Apakah ada
orang lain yang pernah mengatakannya sebelum dia?" Aku jawab:
" Tidak ada".Tanyanya lagi: " Apakah bapaknya seorang raja?"
Jawabku: " Bukan". Apakah yang mengikuti dia orang-orang yang
terpandang atau orang-orang yang rendah?" Jawabku: " Bahkan yang
mengikutinya adalah orang-orang  yang rendah". Dia bertanya lagi:

" Apakah bertambah pengikutnya atau berkurang?" Aku  jawab:
" Bertambah". Dia bertanya lagi: " Apakah ada yang murtad
disebabkan dongkol  terhadap agamanya?" Aku jawab: " Tidak ada".
Dia bertanya lagi: " Apakah kalian pernah  mendapatkannya dia
berdusta sebelum dia menyampaikan apa yang dikatakannya itu?"
Aku jawab: " Tidak pernah". Dia bertanya lagi: " Apakah dia pernah
berlaku curang?" Aku jawab: " Tidak pernah. Ketika kami bergaul
dengannya, dia tidak pernah melakukan itu". Berkata Abu Sufyan:
" Aku tidak mungkin menyampaikan selain ucapan seperti ini". Dia
bertanya lagi:  " Apakah kalian memeranginya?" Aku jawab: " Iya".

Dia bertanya lagi: " Bagaimana kesudahan  perang tersebut?" Aku
jawab: " Perang antara kami dan dia sangat banyak. Terkadang dia 
mengalahkan kami terkadang kami yang mengalahkan dia". Dia bertanya
lagi: " Apa yang  diperintahkannya kepada kalian?" Aku jawab: " Dia
menyuruh kami; 'Sembahlah Allah  dengan tidak menyekutukannya
dengan sesuatu apapun, dan tinggalkan apa yang dikatakan oleh nenek
moyang kalian. ' Dia juga memerintahkan kami untuk menegakkan shalat,
menunaikan zakat, berkata jujur, saling memaafkan dan menyambung
silaturrahim".

Maka  Heraclius berkata kepada penerjemahnya: " Katakan kepadanya,
bahwa aku telah bertanya kepadamu tentang keturunan orang itu, kamu
ceritakan bahwa orang itu dari keturunan bangsawan. Begitu juga laki-
laki itu dibangkitkan di tengah keturunan kaumnya. Dan aku tanya
kepadamu apakah pernah ada orang sebelumnya yang mengatakan
seperti yang dikatakannya, kamu jawab tidak. Seandainya dikatakan ada
orang sebelumnya yang mengatakannya tentu kuanggap orang ini meniru
orang sebelumnya yang pernah mengatakan hal serupa. Aku tanyakan
juga kepadamu apakah bapaknya ada yang dari keturunan raja, maka
kamu jawab tidak.

Aku katakan seandainya bapaknya dari keturunan raja, tentu orang
ini sedang menuntut kerajaan bapaknya. Dan aku tanyakan juga
kepadamu apakah kalian pernah mendapatkan dia berdusta sebelum dia
menyampaikan apa yang dikatakannya, kamu menjawabnya tidak.
Sungguh aku memahami, kalau kepada manusia saja dia tidak berani
berdusta apalagi berdusta kepada Allah. Dan aku juga telah bertanya 
kepadamu, apakah yang mengikuti dia orang-orang yang terpandang
atau orang-orang yang rendah?" Kamu menjawab orang-orang yang
rendah yang mengikutinya. Memang mereka itulah yang menjadi para
pengikut Rasul. Aku juga sudah bertanya kepadamu apakah bertambah
pengikutnya atau berkurang, kamu menjawabnya bertambah.

Dan memang begitulah perkara iman hingga menjadi sempurna. Aku juga
sudah bertanya kepadamu apakah ada yang murtad disebabkan marah
terhadap agamanya. Kamu menjawab tidak ada. Dan memang begitulah
iman bila telah masuk tumbuh bersemi di dalam hati. Aku juga sudah
bertanya kepadamu apakah dia pernah berlaku curang, kamu jawab
tidak pernah. Dan memang begitulah para Rasul tidak mungkin curang.
Dan aku juga sudah bertanya kepadamu apa yang diperintahkannya
kepada kalian, kamu jawab dia memerintahkan kalian  untuk menyembah
Allah dengan tidak menyekutukannya dengan sesuatu apapun, dan
melarang kalian menyembah berhala, dia juga memerintahkan kalian
untuk menegakkan  shalat, menunaikan zakat, berkata jujur, saling
memaafkan dan menyambung silaturrahim. 

Seandainya semua apa yang kamu katakan ini benar, pasti dia akan
menguasai kerajaan yang ada di bawah kakiku ini. Sungguh aku telah
menduga bahwa dia tidak ada diantara kalian sekarang ini, seandainya
aku tahu jalan untuk bisa menemuinya, tentu aku akan berusaha keras
menemuinya hingga bila aku sudah berada di sisinya pasti aku akan
basuh kedua kakinya. Kemudian Heraclius meminta surat Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam yang dibawa oleh Dihyah untuk para
Penguasa Negeri Bashrah, Maka diberikannya surat itu kepada
Heraclius, maka dibacanya dan isinya berbunyi:

" Bismillahir rahmanir rahim. Dari Muhammad, hamba Allah dan Rasul-Nya
untuk Heraclius. Penguasa Romawi, Keselamatan bagi siapa yang
mengikuti petunjuk. Kemudian daripada itu, aku mengajakmu dengan
seruan Islam; masuk Islamlah kamu, maka kamu akan selamat, Allah akan
memberi pahala kepadamu dua kali. Namun jika kamu berpaling, maka
kamu menanggung dosa rakyat kamu, dan: Hai ahli kitab, marilah
(berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada
perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah
dan tidak kita persekutukan dia dengan sesuatupun dan tidak (pula)
sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai Rabb selain Allah".
Jika mereka berpaling, maka katakanlah kepada  mereka: " Saksikanlah,
bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)." 

Abu Sufyan menuturkan: " Setelah Heraclius menyampaikan apa yang
dikatakannya dan selesai membaca surat tersebut, terjadilah hiruk pikuk
dan suara-suara ribut, sehingga  mengusir kami. Aku berkata kepada
teman-temanku setelah kami diusir keluar; " sungguh dia  telah diajak
kepada urusan Anak Abu Kabsyah. Heraclius mengkhawatirkan kerajaan
Romawi." Pada masa itupun aku juga khawatir bahwa Muhammad akan
berjaya, sampai akhirnya (perasaan itu hilang setelah) Allah
memasukkan aku ke dalam Islam. Dan adalah Ibnu An Nazhur, seorang
Pembesar Iliya' dan Heraclius adalah seorang ahli agama Nashrani, dia
menceritakan bahwa pada suatu hari ketika Heraclius mengunjungi Iliya'
dia sangat gelisah, berkata sebagian komandan perangnya: " Sungguh
kami mengingkari  keadaanmu.

Selanjutnya kata Ibnu Nazhhur, " Heraclius adalah seorang ahli nujum
yang selalu memperhatikan perjalanan bintang-bintang. Dia pernah
menjawab pertanyaan para pendeta yang bertanya kepadanya; " Pada
suatu malam ketika saya mengamati perjalanan  bintang-bintang, saya
melihat raja Khitan telah lahir, siapakah di antara ummat ini yang
di khitan?" Jawab para pendeta; " Yang berkhitan hanyalah orang-orang
Yahudi, janganlah anda risau karena orang-orang Yahudi itu.
Perintahkan saja keseluruh negeri dalam kerajaan anda, supaya
orang-orang Yahudi di negeri tersebut di bunuh."

Ketika itu di hadapkan kepada Heraclius seorang utusan raja Bani
Ghasssan untuk menceritakan perihal Rasulullah  shallallahu 'alaihi
wasallam, setelah orang itu selesai bercerita, lalu Heraclius
memerintahkan  agar dia diperiksa, apakah dia berkhitan ataukah
tidak. Selesai di periksa, ternyata memang dia berkhitam. Lalu
di beritahukan orang kepada Heraclius. Heraclius bertanya kepada
orang tersebut tentang orang-orang Arab yang lainnya, di khitankah
mereka ataukah tidak?" Dia  menjawab; " Orang Arab itu di khitan
semuanya." Heraclius berkata; ' inilah raja ummat, sesungguhnya dia
telah terlahir."

Kemudian heraclius berkirim surat kepada seorang sahabatnya di Roma
yang ilmunya setaraf dengan Heraclius (untuk menceritakan perihal 
kelahiran Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam). Sementara itu,
ia meneruskan  perjalanannya ke negeri Himsha, tetapi sebelum tiba
di Himsha, balasan surat dari  sahabatnya itu telah tiba terlebih dahulu.
Sahabatnya itu menyetujui pendapat Heraclius  bahwa Muhammad
telah lahir dan bahwa beliau memang seorang Nabi. Heraclius lalu 
mengundang para pembesar Roma supaya datang ke tempatnya
di Himsha, setelah  semuanya hadir dalam majlisnya, Heraclius
memerintahkan supaya mengunci semua pintu.  Kemudian dia berkata;
' Wahai bangsa rom, maukah anda semua beroleh kemenangan dan 
kemajuan yang gilang gemilang, sedangkan kerajaan tetap utuh
di tangan kita? Kalau mau, akuilah Muhammad sebagai Nabi!."

Mendengar ucapan itu, mereka lari bagaikan keledai  liar, padahal
semua pintu telah terkunci. Melihat keadaan yang demikian, Heraclius
jadi putus harapan yang mereka akan beriman (percaya kepada
kenabian Muhammad). Lalu di  perintahkannya semuanya untuk kembali
ke tempatnya masing-masing seraya berkata; " Sesungguhnya saya
mengucapkan perkataan saya tadi hanyalah sekedar menguji keteguhan 
hati anda semua. Kini saya telah melihat keteguhan itu." Lalu mereka
sujud di hadapan  Heraclius dan mereka senang kepadanya.
Demikianlah akhir kisah Heraclius. Telah di riwayatkan oleh Shalih bin
Kaisan dan Yunus dan Ma'mar dari Az Zuhri.

Eng Subtitle...^^..
Bukhari :: Book 1 :: Volume 1
Revelation

0006. Narrated 'Abdullah bin 'Abbas: Abu Sufyan bin Harb informed
me that Heraclius had sent a messenger to him while he had been
accompanying a caravan from Quraish. They were merchants doing
business in Sham (Syria, Palestine, Lebanon and Jordan), at the time
when Allah's Apostle had truce with Abu Sufyan and Quraish infidels.
So Abu Sufyan and his companions went to Heraclius at Ilya
(Jerusalem). Heraclius called them in the court and he had all the
senior Roman dignitaries around him. He called for his translator who,
translating Heraclius's question said to them, " Who amongst you is
closely related to that man who claims to be a Prophet?" Abu Sufyan
replied, " I am the nearest relative to him (amongst the group)."

Heraclius said, " Bring him (Abu Sufyan) close to me and make his
companions stand behind him." Abu Sufyan added, Heraclius told his
translator to tell my companions that he wanted to put some questions to
me regarding that man (The Prophet) and that if I told a lie they (my
companions) should contradict me." Abu Sufyan added, " By Allah! Had
I not been afraid of my companions labeling me a liar, I would not have
spoken the truth about the Prophet. The first question he asked me
about him was: ' What is his family status amongst you?' I replied,
' He belongs to a good (noble) family amongst us.' Heraclius further
asked, ' Has anybody amongst you ever claimed the same (i.e. to be a
Prophet) before him?' I replied, ' No.'

He said, ' Was anybody amongst his ancestors a king?' I replied, ' No.'
Heraclius asked, ' Do the nobles or the poor follow him?' I replied,
' It is the poor who follow him.' He said, ' Are his followers increasing
decreasing (day by day)?' I replied, ' They are increasing.' He then
asked, ' Does anybody amongst those who embrace his religion become
displeased and renounce the religion afterwards?' I replied, ' No.'
Heraclius said, ' Have you ever accused him of telling lies before his
claim (to be a Prophet)?' I replied, ' No. ' Heraclius said, ' Does he
break his promises?' I replied, ' No. We are at truce with him but we
do not know what he will do in it.' I could not find opportunity to say
anything against him except that. Heraclius asked, ' Have you ever had
a war with him?' I replied, ' Yes.' Then he said, ' What was the outcome
of the battles?' I replied, ' Sometimes he was victorious and sometimes
we.'

Heraclius said, ' What does he order you to do?' I said, ' He tells us to
worship Allah and Allah alone and not to worship anything along with Him,
and to renounce all that our ancestors had said. He orders us to pray,
to speak the truth, to be chaste and to keep good relations with our Kith
and kin.'

Heraclius asked the translator to convey to me the following, I asked
you about his family and your reply was that he belonged to a very
noble family. In fact all the Apostles come from noble families amongst
their respective peoples. I questioned you whether anybody else
amongst you claimed such a thing, your reply was in the negative. If
the answer had been in the affirmative, I would have thought that this
man was following the previous man's statement. Then I asked you
whether anyone of his ancestors was a king. Your reply was in the
negative, and if it had been in the affirmative, I would have thought
that this man wanted to take back his ancestral kingdom.

I further asked whether he was ever accused of telling lies before he
said what he said, and your reply was in the negative. So I wondered
how a person who does not tell a lie about others could ever tell a lie
about Allah. I, then asked you whether the rich people followed him or
the poor. You replied that it was the poor who followed him. And in
fact all the Apostle have been followed by this very class of people.
Then I asked you whether his followers were increasing or decreasing.

You replied that they were increasing, and in fact this is the way of
true faith, till it is complete in all respects. I further asked you
whether there was anybody, who, after embracing his religion, became
displeased and discarded his religion. Your reply was in the negative,
and in fact this is (the sign of) true faith, when its delight enters the
hearts and mixes with them completely. I asked you whether he had
ever betrayed. You replied in the negative and likewise the Apostles
never betray.

Then I asked you what he ordered you to do. You replied that he
ordered you to worship Allah and Allah alone and not to worship
any thing along with Him and forbade you to worship idols and ordered
you to pray, to speak the truth and to be chaste. If what you have said
is true, he will very soon occupy this place underneath my feet and I
knew it (from the scriptures) that he was going to appear but I did not
know that he would be from you, and if I could reach him definitely,

I would go immediately to meet him and if I were with him, I would
certainly wash his feet.' Heraclius then asked for the letter addressed
by Allah's Apostle which was delivered by Dihya to the Governor of
Busra, who forwarded it to Heraclius to read. The contents of the
letter were as follows: " In the name of Allah the Beneficent, the
Merciful (This letter is) from Muhammad the slave of Allah and His
Apostle to Heraclius the ruler of Byzantine. Peace be upon him, who
follows the right path. Furthermore I invite you to Islam, and if you
become a Muslim you will be safe, and Allah will double your reward,
and if you reject this invitation of Islam you will be committing a sin
by misguiding your Arisiyin (peasants). (And I recite to you Allah's
Statement:)

'O people of the scripture! Come to a word common to you and us
that we worship none but Allah and that we associate nothing in
worship with Him, and that none of us shall take others as Lords
beside Allah. Then, if they turn away, say: Bear witness that we are
Muslims (those who have surrendered to Allah).' (3:64).

Abu Sufyan then added, " When Heraclius had finished his speech
and had read the letter, there was a great hue and cry in the Royal
Court. So we were turned out of the court. I told my companions
that the question of Ibn-Abi-Kabsha) (the Prophet Muhammad) has
become so prominent that even the King of Bani Al-Asfar (Byzantine)
is afraid of him. Then I started to become sure that he (the Prophet)
would be the conqueror in the near future till I embraced Islam
(i.e. Allah guided me to it)."

The sub narrator adds, " Ibn An-Natur was the Governor of llya'
(Jerusalem) and Heraclius was the head of the Christians of Sham.
Ibn An-Natur narrates that once while Heraclius was visiting ilya'
(Jerusalem), he got up in the morning with a sad mood. Some of his
priests asked him why he was in that mood? Heraclius was a foreteller
and an astrologer. He replied, ' At night when I looked at the stars, I
saw that the leader of those who practice circumcision had appeared
(become the conqueror). Who are they who practice circumcision?'
The people replied, ' Except the Jews nobody practices circumcision,
so you should not be afraid of them (Jews).

' Just Issue orders to kill every Jew present in the country.' While
they were discussing it, a messenger sent by the king of Ghassan to
convey the news of Allah's Apostle to Heraclius was brought in.
Having heard the news, he (Heraclius) ordered the people to go and
see whether the messenger of Ghassan was circumcised. The people,
after seeing him, told Heraclius that he was circumcised. Heraclius
then asked him about the Arabs. The messenger replied, ' Arabs also
practice circumcision.'

(After hearing that) Heraclius remarked that sovereignty of the
'Arabs had appeared. Heraclius then wrote a letter to his friend in
Rome who was as good as Heraclius in knowledge. Heraclius then
left for Homs. (a town in Syrian and stayed there till he received
the reply of his letter from his friend who agreed with him in his
opinion about the emergence of the Prophet and the fact that he
was a Prophet. On that Heraclius invited all the heads of the
Byzantines to assemble in his palace at Homs. When they assembled,
he ordered that all the doors of his palace be closed. Then he came
out and said, ' O Byzantines! If success is your desire and if you
seek right guidance and want your empire to remain then give a pledge
of allegiance to this Prophet (i.e. embrace Islam).'

(On hearing the views of Heraclius) the people ran towards the gates
of the palace like onagers but found the doors closed. Heraclius
realized their hatred towards Islam and when he lost the hope of
their embracing Islam, he ordered that they should be brought back
in audience.

(When they returned) he said, ' What already said was just to test
the strength of your conviction and I have seen it.' The people
prostrated before him and became pleased with him, and this was
the end of Heraclius's story (in connection with his faith).

tuliskanakuhadith.blogspot.com
Norshahuddin Edited Jan 2014...^^..

No comments:

Post a Comment