Wednesday 15 April 2015

Riyadhus Shalihin (Kitab Karangan Imam an Nawawi) Bab 55, Keutamaan Zuhud Di Dunia Dan Anjuran Untuk Mempersedikit Keduniaan Dan Keutamaan Kefakiran (Kemiskinan)...^^..

Riyadhus Shalihin (Kitab Karangan Imam an Nawawi) Bab 55,
Keutamaan Zuhud Di Dunia Dan Anjuran Untuk Mempersedikit
Keduniaan Dan Keutamaan Kefakiran (Kemiskinan)...^^..

Allah Ta'ala berfirman, " Hanyasanya perumpamaan kehidupan
dunia ini adalah seperti air yang Kami turunkan dari langit,
kemudian tumbuhlah kerananya itu tumbuh-tumbuhan di bumi,
di antaranya ada yang dimakan manusia dan ternak. Sehingga
setelah bumi itu mengenakan pakaian hiasannya dan menjadi
indah permai dan penduduknya mengira, bahawa mereka akan dapat
menguasainya, maka datanglah perintah Kami di waktu malam atau
siang (untuk merosakkan semua itu sebagai siksa), lalu Kami
jadikanlah bumi itu sebagai ladang padi yang telah dituai,
seolah-olah kelmarinnya tidak terjadi sesuatu apapun.
Demikianlah Kami jelaskan ayat-ayat Kami kepada orang-orang
yang berfikir." (Surah Yunus: 24)

Allah Ta'ala berfirman pula, " Dan buatlah untuk mereka
perumpamaan kehidupan dunia, sebagai air hujan yang Kami
turunkan dari langit dan kerananya lalu tumbuhlah tumbuh-
tumbuhan di bumi, kemudian setelah subur lalu menjadi kering
yang dapat diterbangkan oleh angin dan Allah itu adalah Maha
Kuasa atas segala sesuatu. Harta benda dan anak-anak itu
adalah perhiasan kehidupan dunia dan amalan-amalan yang baik
yang kekal pahalanya adalah lebih baik pahalanya di sisi
Tuhanmu dan lebih bagus pula harapannya."
(Surah Al Kahf: 45-46)

Juga Allah Ta'afa berfirman, " Ketahuilah olehmu semua,
bahawasanya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan senda-
gurau, perhiasan dan bermegah-megah antara sesamamu, berlumba
banyak kekayaan dan anak-anak. Perumpamaannya adalah seperti
hujan yang menghairankan orang-orang kafir (yang menjadi
petani) melihat tumbuh tanamannya, kemudian menjadi kering
lalu engkau lihat menjadi kuning warnanya, kemudian menjadi
hancur binasa. Dan di akhirat siksa yang amat sangat untuk
mereka itu (yang berbuat kesalahan), juga pengampunan dari
Allah serta keredhaan (bagi orang-orang yang berbuat kebaikan)
dan tidaklah kehidupan dunia ini melainkan hanyalah kesenangan
tipuan belaka." (Surah Al Hadid: 20)

Allah Ta'ala berfirman lagi, " Diperhiaskanlah untuk para
manusia itu (yakni diberi perasaan bernafsu) untuk mencintai
kesyahwatan-kesyahwatan dari para wanita, anak-anak, kekayaan
yang berlimpah-limpah dari emas dan perak, kuda yang bagus,
binatang ternak dan sawah ladang. Demikian itulah kesenangan
kehidupan dunia dan di sisi Allah ada tempat kembali yang
sebaik-baiknya." (Surah Ali Imran: 14)

Allah Ta'ala berfirman pula, " Hai sekalian manusia,
sesungguhnya janji Allah itu adalah benar. Maka dari itu,
janganlah engkau semua tertipu oleh kehidupan dunia ini dan
janganlah sekali-kali kepercayaanmu kepada Allah itu tertipu
oleh sesuatu yang amat pandai menipu." (Surah Fathir: 5)

Juga Allah Ta'ala berfirman, " Engkau semua dilalaikan oleh
perlumbaan mencari kekayaan, sehingga engkau semua mengunjungi
kubur (yakni sampai mati). Jangan begitu, nanti engkau semua
akan mengetahui, kemudian sekali lagi jangan begitu, nanti
engkau semua akan mengetahui (mana yang sebenarnya salah dan
mana yang tidak). Jangan begitu, andaikata engkau semua dapat
mengetahui dengan ilmu yakin, tentu engkau semua tidak berbuat
seperti di atas itu." (Surah At Takatsur: 1-5)

Allah Ta'ala juga berfirman, " Dan tidaklah kehidupan di dunia
ini melainkan senda-gurau dan permainan belaka dan
sesungguhnya perumahan akhirat adalah kehidupan yang
sebenarnya. Jikalau mereka mengetahui." (Surah Al Ankabut: 64)

Ayat-ayat dalam bab ini amat banyak sekali dan sudah masyhur.

Keterangan: Ada sementara orang yang berpendapat bahawa yang
dinamakan zuhud itu ialah dengan menyiksa diri sendiri, makan
dan minum harus dikurangi sesangat-sangatnya, demikian pula
tidur dan istirehatnya, pakaian cukup yang buruk-buruk, rambut
biarkan kusut-masai tanpa disisir,

Mandi pun harus jarang-jarang, berjalan harus selalu
menundukkan muka, tidak perlu bekerja keras-keras dan cukuplah
dengan menerima belas kasihan orang lain, bertasbih sepanjang
hari dan malam dan lain-lain kelakuan yang bukan-bukan.

Jelaslah bahawa bukan yang sedemikian ini yang dikehendaki
oleh Rasulullah s.a.w. dalam pengertian zuhud sebagaimana yang
tercantum dalam Hadis di atas.

Memang zuhud itu apabila kita lakukan, pasti kita akan
dicintai oleh Allah dan seluruh manusia. Nabi s.a.w. bersabda,

" Berlaku zuhudlah di dunia, pasti dicintai Allah dan berlaku
zuhudlah terhadap milik orang lain, pasti dicintai oleh sesama
manusia." Maka dari itu yang sekarang perlu kita sedari
sebaik-baiknya ialah, apakah yang dinamakan zuhud itu ?

Zuhud ialah meninggalkan ketamakan dalam urusan keduniawian
sehingga lupa ketaatan kepada Allah, lengah untuk mencari
bekal hidup di akhirat nanti. Inilah ertinya zuhud di dunia.
Ringkas saja, bukan. Kalau ini dilakukan, pasti Allah
mencintai kita.

Selain zuhud sebagaimana pengertiannya di atas itu, hendaknya
pula kita jangan ingin memiliki sesuatu yang bukan kepunyaan
kita, sehingga timbul hasrat ingin merebut yang bukan hak kita
itu. Boleh saja kita ingin mempunyai yang seperti milik orang
lain, tetapi carilah yang lain dan jangan yang sudah menjadi
milik orang lain itu dirampas.

Inilah yang diertikan zuhud dengan apa yang ada pada para
manusia. Kalau ini kita lakukan sudah pasti tidak seseorang
pun yang membenci kita. Kita tentu disukai sebab kita pandai
bergaul dan menghormati milik orang.

Demikianlah dua pengertian zuhud dalam Agama Islam. Maka
apabila diertikan lebih dari ini, maka teranglah bahawa itu
bukan berasal dari ajaran Allah Ta'ala dan RasulNya, tetapi
buat-buatan manusia biasa atau mungkin penciplakan dari agama
lain atau dari ilmu yang tidak diredhai oleh Allah semacam
klinik dan sebagainya.

Lihatlah sejarah Rasulullah s.a.w. Beliau adalah sezuhud-
zuhudnya manusia di dunia ini, tetapi beliau s.a.w. pula yang
bersabda,

" Badanmu itu wajib kamu penuhi haknya."

Jadi makan minumnya, pakaiannya, kesenangannya dan lain-lain
sebagainya. Beliau s.a.w. juga tidur dan beristirahat, kahwin,
bersenda-gurau, berkumpul dengan keluarganya dan lain-lain
lagi.

Singkatnya asalkan kita sudah berzuhud sebagaimana dua
pengertian dalam Hadis di atas dan menjalankan perintah Allah
serta menjauhi larangan-laranganNya, Insya Allah selamatlah
hidup kita di dunia sampai di akhirat.

Adapun Hadis-hadisnya, maka lebih banyak lagi untuk dapat
diringkaskan, oleh sebab itu kami peringatkan sebahagian saja
dengan meninggalkan yang lainnya.


455@ Dari 'Amr bin 'Auf al Anshari r.a. bahawasanya Rasulullah
s.a.w. mengirimkan Abu 'Ubaidah al Jarrah r.a. ke daerah
Bahrain (sebuah daerah yang masuk wilayah Iraq) dan
kedatangannya ke situ ialah untuk mengambil pajak.

Kemudian setelah selesai tugasnya, datanglah ia dengan membawa
harta dari Bahrain itu. Kaum Anshar sama mendengar akan
kedatangan Abu Ubaidah, mereka lalu menunaikan shalat fajar
(yakni subuh) bersama Rasulullah s.a.w. Setelah Rasulullah
s.a.w. selesai bersembahyang, beliau pun lalu kembali,
kemudian mereka menuju kepadanya untuk menemuinya.

Rasulullah s.a.w. lalu tersenyum ketika melihat mereka itu
terus bersabda, " Saya kira engkau semua sudah mendengar
bahawasanya Abu Ubaidah tiba dari Bahrain dengan membawa
sesuatu harta." Mereka menjawab,

" Benar, ya Rasulullah." Beliau selanjutnya bersabda,
" Bergembiralah engkau semua dan bolehlah mengharapkan sesuatu
yang akan menyenangkan engkau semua. Demi Allah, bukannya
kefakiran itu yang saya takutkan mengenai engkau semua, tetapi
saya takut jikalau harta dunia ini diluaskan untukmu semua
(yakni engkau semua menjadi kaya raya),

Sebagaimana telah diluaskan untuk orang-orang yang sebelummu,
kemudian engkau semua itu saling berlumba-lumba untuk
mencarinya sebagaimana mereka juga berlumba-lumba untuk
mengejarnya, lalu harta dunia itu akan merosakkan agamamu
semua sebagaimana ia telah merosakkan agama mereka.
(Muttafaq 'alaih)


456@ Dari Abu Said al Khudri r.a., katanya, " Rasulullah
s.a.w. duduk di atas mimbar dan kita duduk di sekitarnya, lalu
beliau s.a.w. bersabda,

" Sesungguhnya salah satu yang saya takutkan atas kamu semua
sepeninggalku nanti, ialah apa yang akan dibukakan untukmu
semua itu dari keindahan harta dunia serta hiasan-hiasannya
(yakni bahawa meluapnya kekayaan pada ummat Muhammad inilah
yang amat ditakutkan), sebab dapat merosakkan agama jikalau
tidak waspada mengendalikannya." (Muttafaq'alaih)


457@ Dari Abu Said r.a. pula bahawasanya Rasulullah s.a.w.
bersabda, " Sesungguhnya dunia adalah manis dan hijau (yakni
menyenangkan sekali) dan sesungguhnya Allah menjadikan engkau
semua sebagai pengganti di bumi itu (untuk mengolah dan
memakmurkan).

Maka, Allah akan melihat bagaimana yang engkau semua lakukan
(untuk dibalas menurut masing-masing amalannya). Oleh sebab
itu, bertaqwalah dalam mengemudikan harta dunia dan
bertaqwalah dalam urusan kaum wanita." (Riwayat Muslim)


458@ Dari Anas r.a. bahawasanya Nabi s.a.w. bersabda,
" Ya Allah. Tidak ada kehidupan yang kekal melainkan kehidupan
di akhirat." (Muttafaq 'alaih)


459@ Dari Anas r.a. pula dari Rasulullah s.a.w., sabdanya,
" Ada tiga macam mengikuti mayat itu (ketika di bawa
ke kubur), iaitu keluarganya, hartanya dan amalnya. Yang dua
kembali dan satu tetap tinggal menyertainya. Keluarga dan
hartanya kembali, sedang amalnya tetap mengikutinya."
(Muttafaq 'alaih)


460@ Dari Anas r.a. pula, katanya, " Rasulullah s.a.w.
bersabda, " Akan didatangkanlah orang yang ternak kehidupannya
di dunia dan ia termasuk golongan ahli neraka pada hari kiamat
nanti, lalu diceburkan dalam neraka sekali ceburan, lalu
dikatakan,

" Hai anak Adam (yakni manusia), adakah engkau dapat merasakan
sesuatu kebaikan (keenakan sekalipun sedikit) ? Adakah suatu
kenikmatan yang pernah menghampirimu sekalipun sedikit ?" Ia
berkata,

" Tidak, demi Allah, ya Tuhanku" yakni setelah merasakan
pedihnya siksa neraka, maka kenikmatan-kenikmatan dan
keenakan-keenakan di dunia itu seolah-olah lenyap sama sekali.

Juga akan didatangkanlah orang yang paling menderita
kesengsaraan di dunia dan ia termasuk ahli syurga, lalu ia
dimasukkan sekali masuk dalam syurga, lalu dikatakan padanya,

" Hai anak Adam, adakah engkau dapat merasakan sesuatu
kesengsaraan, sekalipun sedikit ? Adakah suatu kesukaran yang
pernah menghampirimu sekalipun sedikit ?" Ia menjawab,

" Tidak, demi Allah, tidak pernah ada kesukaran pun yang
menghampiri diriku dan tidak pernah saya melihat suatu
kesengsaraan pun sama sekali,"

Yakni setelah merasakan kenikmatan syurga, maka kesengsaraan
dan kesukaran yang pernah diderita di dunia itu seolah-olah
lenyap sekaligus. (Riwayat Muslim)


461@ Dari al-Mustaurid bin Syaddad r.a., katanya, " Rasulullah
s.a.w. bersabda,

" Tidaklah dunia ini kalau dibandingkan dengan akhirat,
melainkan seperti sesuatu yang seseorang di antara engkau
semua menjadikan jarinya masuk dalam air lautan, maka cubalah
lihat dengan apa ia kembali (yakni, seberapa banyak air yang
melekat di jarinya itu). Jadi dunia itu sangat kecil nilainya
dan hanya seperti air yang melekat di jari tadi banyaknya."
(Riwayat Muslim)


462@ Dari Jabir r.a. bahawasanya Rasulullah s.a.w. berjalan
melalui pasar, sedang orang-orang ada di sebelahnya kiri
kanan. Kemudian melalui seekor anak kambing kecil telinganya
dan telah mati.

Beliau s.a.w. menyentuhnya lalu mengambil telinganya, terus
bertanya, " Siapakah di antara engkau semua yang suka membeli
ini dengan wang sedirham ?" Orang-orang menjawab,

" Kita semua tidak suka menukarnya dengan sesuatu apa pun dan
akan kita gunakan untuk apa itu ?" Beliau bertanya lagi,
" Sukakah engkau semua kalau ini diberikan saja padamu."
Orang-orang menjawab,

" Demi Allah, andaikata kambing itu hidup, tentunya juga cacat
kerana ia kecil telinganya. Jadi apa harganya lagi setelah
kambing itu mati ?" Kemudian beliau s.a.w. bersabda,

" Demi Allah, nescayalah dunia ini lebih hina di sisi Allah
daripada kambing ini bagimu semua." (Riwayat Muslim)

Kanafaihi ertinya ada di sebelahnya kanan kiri dan asakku
ertinya kecil telinganya.


463@ Dari Abu Zar r.a., katanya, " Saya berjalan bersama Nabi
s.a.w. di suatu tempat yang berbatu hitam di Madinah, lalu
berhadap-hadapanlah gunung Uhud dengan kita, kemudian beliau
s.a.w. bersabda,

" Hai Abu Zar." Saya berkata, " Labbaik, ya Rasulullah."
Beliau bersabda lagi, " Tidak menyenangkan padaku andaikata
saya mempunyai emas sebanyak gunung Uhud ini, sampai berlalu
tiga hari lamanya, di antaranya ada sedinar saja yang saya
simpan untuk memenuhi hutang,

Kecuali saya akan mengucapkan dengan memberikan harta itu
untuk para hamba Allah demikian demikian demikian." Beliau
menunjuk ke sebelah kanan, kiri dan belakangnya (maksudnya
bahawa kalau beliau s.a.w. mempunyai harta sebanyak Uhud dan
berupa emas, apalagi lainnya),

Tentu akan disedekahkan kepada hamba-hamba Allah semuanya,
kecuali sedinar saja yang akan disimpan jikalau ada hutang
yang belum ditunaikannya dan harta sebanyak itu akan
dihabiskan membelanjakannya dalam tiga hari saja.

Kemudian beliau s.a.w. berjalan, lalu bersabda lagi,
" Sesungguhnya orang-orang yang kaya-raya dengan harta dunia
itulah yang tersedikit pahala akhiratnya pada hari kiamat
nanti, melainkan orang yang berkata demikian, demikian dan
demikian (yakni membelanjakan hartanya itu untuk kebaikan)."

Beliau s.a.w. menunjuk ke kanan, kiri dan belakangnya.
Sabdanya lagi, " Tetapi sedikit sekali orang yang suka
melakukan demikian tadi." Seterusnya beliau bersabda padaku,

" Tetaplah engkau di tempatmu ini. Jangan berpindah (yakni
meninggalkan tempat itu), sampai saya datang padamu nanti."
Beliau s.a.w. berangkat dalam malam yang kelam itu sampai
tertutup dari pandangan.

Kemudian saya mendengar suara yang keras sekali, lalu saya
merasa takut barangkali ada seseorang yang hendak berbuat
jahat pada Nabi s.a.w. Saya ingin hendak mendatanginya,
tetapi saya ingat akan sabdanya,

" Janganlah engkau meninggalkan tempat ini sampai saya datang
padamu." Oleh kerana itu saya tidak meninggalkan tempat itu
sehingga beliau s.a.w. datang padaku. Kemudian saya berkata,

" Saya telah mendengar suatu suara yang saya merasa ketakutan
padanya," Lalu saya ingatkan bunyi suara itu pada beliau.
Selanjutnya beliau bersabda, " Adakah engkau mendengarnya ?"

Saya menjawab, " Ya." Beliau lalu bersabda, " Itu tadi adalah
suara Jibril yang datang padaku, lalu ia berkata,

" Barangsiapa yang meninggal dunia dari ummatmu, yang tidak
menyekutukan sesuatu dengan Allah, maka ia akan masuk syurga."
Saya bertanya, " Sekalipun ia berzina dan sekalipun ia
mencuri ?" Beliau menjawab, " Sekalipun ia berzina dan
sekalipun ia mencuri." (Muttafaq 'alaih)

Hadis ini adalah lafaznya Imam Bukhari.


464@ Dari Abu Hurairah r.a., dari Rasulullah s.a.w., sabdanya,
" Andaikata saya memiliki emas sebanyak gunung Uhud, nescaya
saya tidak senang kalau berjalan sampai lebih dari tiga hari,
sedangkan di sisiku masih ada emas itu sekalipun sedikit,
kecuali kalau yang sedikit tadi saya sediakan untuk memenuhi
hutang yang menjadi tanggunganku. (Muttafaq 'alaih)


465@ Dari Abu Hurairah r.a. pula, katanya, " Rasulullah s.a.w.
bersabda,

" Lihatlah kepada orang yang tarafnya ada di bawahmu semua dan
janganlah melihat orang yang tarafnya ada di atasmu semua
(dalam hal keduniaan). Sebab yang sedemikian itu lebih nyata
bahawa engkau semua tidak akan menghinakan kenikmatan yang
dilimpahkan atasmu semua itu." (Muttafaq 'alaih)

Ini adalah lafaznya Imam Muslim. Ada pun dalam riwayat Bukhari
ialah, Rasulullah s.a.w. bersabda,

" Jikalau seseorang dari engkau semua melihat pada orang yang
dilebihkan daripada dirinya sendiri (oleh Allah) dalam hal
keduniaan dan keindahan rupa, maka hendaklah memerhatikan saja
kepada orang yang keadaannya lebih bawah daripadanya."


466@ Dari Abu Hurairah r.a. pula dari Nabi s.a.w., sabdanya.
" Binasalah (yakni celakalah) orang yang menjadi hambanya
dinar (emas) dan dirham (perak), beludru sutera serta pakaian.
Jikalau ia diberi itu relalah hatinya dan jikalau tidak
diberi, maka tidaklah rela (maksudnya ialah amat sangat
tamaknya). (Riwayat Bukhari)


467@ Dari Abu Hurairah r.a. pula katanya, " Saya benar-benar
telah melihat tujuh puluh orang dari ahlus shuffah (orang-
orang Islam yang fakir-miskin), [48#] tidak seorangpun dari
mereka yang mengenakan selendang, ada kalanya bersarung dan
ada kalanya berbaju.

Mereka mengikatkan pada lehernya masing-masing. Di antaranya
ada pakaiannya itu hanya sampai pada setengah dari kedua
betisnya dan di antaranya ada pula yang sampai di kedua mata
kakinya, lalu dikumpulkannyalah dengan tangannya kerana tidak
suka terlihat auratnya." (Riwayat Bukhari)


468@ Dari Abu Hurairah r.a. pula, katanya, " Rasulullah s.a.w.
bersabda,

" Dunia ini adalah penjara bagi orang mu'min (kalau
dibandingkan dengan kenikmatan yang disediakan di syurga) dan
syurga bagi orang kafir (kalau dibandingkan dengan pedihnya
siksa di neraka)." (Riwayat Muslim)


469@ Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma.katanya, " Rasulullah
s.a.w. menepuk kedua belikatku, lalu bersabda,

" Jadilah engkau di dunia ini seolah-olah engkau orang gharib
(yakni orang yang sedang berada di negeri orang dan tentu akan
kembali ke negeri asalnya) atau sebagai orang yang
menyeberangi jalan (yakni amat sebentar sekali di dunia ini)."

Ibnu Umar berkata, " Jikalau engkau di waktu petang, maka
janganlah menantikan waktu pagi dan jikalau engkau di waktu
pagi, maka janganlah menantikan waktu petang (untuk beramal
baik itu), ambillah kesempatan sewaktu engkau sihat untuk masa
sakitmu, sewaktu engkau masih hidup untuk masa matimu."
(Riwayat Bukhari)

Para alim-ulama mengatakan dalam syarahnya Hadis ini,
" Ertinya ialah, " Janganlah engkau terlampau cinta pada
dunia, jangan pula dunia itu dianggap sebagai tanahair, juga
janganlah engkau mengucapkan dalam hatimu sendiri bahawa
engkau akan lama kekalmu di dunia itu.

Selain itu janganlah pula amat besar perhatianmu padanya,
jangan tergantung padanya, sebagaimana orang yang bukan
di negerinya tidak akan menggantungkan diri pada negeri orang
yakni yang bukan tanahairnya sendiri.

Juga janganlah bekerja di dunia itu, sebagaimana orang yang
bukan di negerinya tidak akan berbuat sesuatu di negeri orang
tadi (yakni yang diperbuat hendaklah yang baik-baik saja
supaya meninggalkan nama harum di negeri orang), kerana pasti
ingin kembali ke tempat keluarganya semula.
Wa billa hit taufiq.

Keterangan: Seorang asing atau seorang perantau itu, sekali
pun berapa saja lamanya di negeri orang, ia tetap tidak
bertanahair di tempat yang didiami itu. Kalau orang itu
bijaksana, tentu kegiatan bekerjanya ditujukan untuk mencari
bekal yang akan dibawa ke tanahairnya kembali,

Sehingga hidupnya di negeri asalnya itu tidak mengalami
kekecewaan dan tidak mengalami kekurangan sesuatu apa pun,
sebab telah dipersiapkan seluruhnya. Nabi Muhammad s.a.w.
menasihati kita manusia yang masih hidup di dunia sekarang
ini, hendaknya beranggapan sebagai orang asing atau perantau
yang bijaksana tadi.

Dengan demikian tidak hanya sekadar untuk makan minum saja
yang giat kita usahakan, tetapi bekal untuk kembali ke kampung
akhirat, itulah yang wajib lebih diutamakan. Bekal untuk
perjalanan yang jauh ke tanahair akhirat itu tidak ada lain
kecuali memperbanyak amalan yang shalih, menjalankan semua
perintah Allah dan menjauhi semua laranganNya.

Adapun maksud ucapan Ibnu Umar anhuma itu ialah supaya segera-
segeralah kita melakukan amal-amal yang baik, jangan ditunda-
tunda waktunya. Kalau waktu pagi, jangan menunggu sampai
petang hari dan kalau waktu petang jangan menunggu sampai pagi
hari, sebab kematian itu datangnya dapat sekonyong-konyong.

Demikian pula di saat badan sihat, jangan memperlambat-
lambatkan untuk beramal shalih, sebab sakit itu dapat
mendatangi kita sewaktu-waktu. Juga selagi masih hidup ini
segeralah giat-giat berbuat kebajikan, sebab mati itupun dapat
juga mendadak, tanpa memberikan tanda-tanda apapun.

Kini yang perlu kita perhatikan ialah:

(a) Dunia fana ini jangan sampai dianggap sebagai tempat
kediaman yang abadi, agar kita tidak lengah untuk mencari
bekal guna kebahagiaan kita di akhirat.

(b) Ini tidak bererti bahawa untuk kebahagiaan kita di dunia
harus diabaikan, tetapi antara dua kepentingan itu wajib kita
laksanakan bersamaan. Masing-masing sama dikejar menurut
waktunya sendiri-sendiri. Jadi di waktu datang kewajiban
ibadat jangan sekali-kali digunakan mengejar duit atau
sebaliknya.

(c) Mencintai harta benda duniawiyah jangan melampaui batas,
hingga menjadi kikir untuk melakukan kesosialan. Ingatlah
bahawa semua yang kita cintai itu pada suatu ketika pasti akan
kita tinggalkan, sedangkan harta benda itu nantinya menjadi
milik orang lain dan tidak mustahil akan dibuat perbalahan
di kalangan anak dan cucu.

Perbanyaklah amal shalih sedapat mungkin dengan harta yang
kita miliki itu.


470@ Dari Abu Abbas, iaitu Sahal bin Sa'ad as-Sa'idi r.a.,
katanya, " Ada seorang lelaki datang kepada Nabi s.a.w., lalu
berkata, " Ya Rasulullah, tunjukkanlah padaku sesuatu amalan
yang apabila amalan itu saya lakukan, maka saya akan dicintai
oleh Allah dan juga dicintai oleh seluruh manusia."

Beliau s.a.w. bersabda, " Berzuhudlah di dunia, tentu engkau
dicintai oleh Allah dan berzuhudlah dari apa yang dimiliki
oleh para manusia, tentu engkau akan dicintai oleh para
manusia."

Hadis hasan yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan lain-lainnya
dengan isnad-isnad yang baik.


471@ Dari an Nu'man bin Basyir radhiallahu 'anhuma, katanya,
" Umar bin Alkhaththab r.a. menyebut-nyebutkan apa yang telah
didapatkan oleh orang banyak dari hal dunia, lalu katanya,

" Sungguh saya melihat Rasulullah s.a.w. mengkerut pada hari
ini, beliau tidak mendapatkan kurma yang bermutu rendah pun
untuk mengisi perutnya." (Riwayat Muslim)

Addaqal dengan fathahnya dal muhmalah dan qaf, ertinya ialah
kurma yang bermutu rendah.


472@ Dari Aisyah radhiallahu 'anha, katanya, " Rasulullah
s.a.w. wafat, sedang di rumahku tidak ada sesuatu apapun yang
dapat dimakan oleh seseorang yang berhati (maksudnya oleh
manusia yang hidup), melainkan sedikit gandum yang ada di rak
ku. Kemudian saya makan daripadanya sampai lama halku
sedemikian itu, kemudian saya takarlah itu lalu habislah."
(Muttafaq 'alaih)

Ucapannya, Syathru sya'irin itu ertinya sedikit sekali dari
gandum itu, demikianlah yang ditafsirkan oleh Imam Tirmidzi.


473@ Dari 'Amr bin al Harits, iaitu saudaranya Juwairiyah
binti al Harits Ummul mu'minin radhiallahu 'anhuma (jadi
isterinya Nabi s.a.w.), katanya,

" Rasulullah s.a.w. tidak meninggalkan dirham, tidak pula
dinar, hamba sahaya lelaki ataupun perempuan, atau apa pun
juga ketika wafatnya, melainkan hanyalah keledai putihnya yang
dahulu dinaikinya, juga senjatanya, serta sebidang tanah yang
dijadikan sebagai sedekah kepada ibnus sabil (orang yang dalam
perjalanan)." (Riwayat Bukhari)


474@ Dari Khabab bin al Aratti r.a., katanya, " Kita semua
berhijrah bersama Rasulullah s.a.w. untuk mencari keredhaan
Allah Ta'ala, maka jatuhlah pahala kita itu atas Allah Ta'ala.

Lalu di antara kita ada yang mati dan tidak pernah memperolehi
sesuatupun dari pahalanya itu (tetaplah) yakni tidak pernah
sampai memperolehi harta rampasan. Di antara mereka itu ialah
Mus'ab bin Umair r.a. yang dibunuh pada hari perang Uhud dan
meninggalkan selembar baju lurik (seperti singa).

Apabila bajunya itu kita tutupkan pada kepalanya, maka
tampaklah kedua kakinya, dan apabila kita tutupkan pada kedua
kakinya, maka tampak kepalanya.

Kemudian Rasulullah s.a.w. menyuruh kita, supaya kita tutupkan
saja pada kepalanya, sedang di kedua kakinya kita letakkan
saja sedikit tumbuh-tumbuhan idzkhir (semacam tumbuh-tumbuhan
harum baunya).

Di antara kita lagi ada yang sudah masak buahnya, maka
dapatlah ia memetik hasilnya itu (maksudnya dapat menjadi baik
nasibnya kerana kaum Muslimin mendapatkan kejayaan di mana-
mana. (Muttafaq 'alaih)

Annamirah ialah pakaian yang berwarna, terbuat dari bulu,
Aina'at ertinya sudah matang dan masak. Yahdibuha dengan
fathahnya ya' dan dhammahnya dal atau boleh juga dal itu
dikasrahkan (jadi ada dua lughat untuk ini), ertinya memetik
dan menuainya.

Ini adalah kata pinjaman bahawa Allah mengurniakan kaum
Muslimin itu dapat memperolehi kelapangan dari hal keduniaan
dan menetaplah kenikmatan mereka itu di dunia.


475@ Dari Sahal bin Sa'ad as Sa'idi r.a., katanya,
" Rasulullah s.a.w. bersabda,

" Andaikata dunia ini di sisi Allah dianggap menyamai
(nilainya) dengan selembar sayap nyamuk, nescayalah Allah
tidak akan memberi minum seteguk air pun kepada orang kafir
daripadanya."

Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahawa ini
adalah Hadis shahih.

Maksudnya, Andaikata dunia ini bagi Allah dianggap masih ada
nilainya sekali pun amat rendah, tentu orang kafir tidak akan
diberi kenikmatan yang sekecil-kecilnya pun di dunia ini.
Tetapi oleh sebab dianggap oleh Allah tidak berharga sama
sekali, maka banyak saja orang kafir yang berlebih-lebihan
rezekinya.


476@ Dari Abu Hurairah r.a., katanya, " Saya mendengar
Rasulullah s.a.w. bersabda,

" Ingatlah, sesungguhnya dunia itu dilaknat, dilaknat pula
segala sesuatu yang ada di dalamnya, melainkan berzikir kepada
Allah dan apa-apa yang menyamainya, juga orang yang alim serta
orang yang menuntut ilmu."

Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahawa ini
adalah Hadis hasan.

Keterangan: Mal 'uunah, ertinya dilaknati, yakni dibenci dan
rendah nilainya di sisi Allah. Jadi seluruh dunia dan seisinya
ini menurut Hadis di atas adalah terlaknat, selain berzikir
dan yang menjurus ke arah mengingat kepada Allah, misalnya
ketaatan yang dapat menyampaikan diri kepada keredhaanNya.

Tetapi kita jangan sekali-kali salah faham, iaitu dengan
adanya keterangan dilaknat itu lalu kita mencaci-maki hal-hal
keduniawiyah dan membencinya secara mutlak. Tetapi hendaknya
kita ingat pula bahawa yang dimaksudkan itu adalah yang
menyebabkan menjauhkan diri dari ketaatan kepada Allah Ta'ala
atau pun yang melalaikan kita, sehingga lupa kepada hal-hal
keakhiratan.

Ayat-ayat dan Hadis-hadis yang menjelaskan persoalan untuk
giat mencari kebahagiaan di dunia itu banyak sekali.

Demikian pula Hadis yang di bawahnya, agar kita jangan
terpengaruh dengan banyaknya tanah yang kita miliki. Ini pun
sejiwa dengan yang di atas, yakni memiliki banyak boleh saja,
asalkan jangan sampai mencintainya melebihi dari soal-soal
keakhiratan, sampai-sampai lupa kepada ajaran agama kerana
terpesona dengan banyaknya harta benda.


477@ Dari Abdullah bin Mas'ud r.a., katanya, " Rasulullah
s.a.w. bersabda,

" Janganlah engkau semua terlampau cinta dalam mencari sesuatu
untuk kehidupan, sebab dengan terlampau mencintainya itu, maka
engkau semua akan mencintai pula keduniaan."

Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahawa ini
adalah Hadis hasan.


478@ Dari Abdullah bin 'Amr bin al 'Ash radhiallahu 'anhuma,
katanya, " Rasulullah s.a.w. berjalan melalui kita dan kita
saat itu sedang mengerjakan perbaikan rumah, lalu beliau
s.a.w. bersabda, " Apa ini ?" Kita menjawab,

" Rumah ini telah lemah (rosak), maka itu kita
memperbaikinya." Beliau s.a.w. bersabda, " Saya tidak mengerti
akan perkara ajal, melainkan akan lebih cepat datangnya dari
selesainya perbaikan ini."

Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Tirmidzi dengan
isnadnya Imam-imam Bukhari dan Muslim dan Imam Tirmidzi
mengatakan bahawa ini adalah Hadis hasan shahih.


479@ Dari Ka'ab bin 'lyadh r.a., katanya, " Saya mendengar
Rasulullah s.a.w. bersabda,

" Sesungguhnya setiap ummat itu ada fitnahnya dan fitnah
ummatku ialah harta."

Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahawa ini
adalah Hadis hasan shahih.


480@ Dari Abu 'Amr, ada yang mengatakan Abu Abdillah, ada pula
yang mengatakan Abu Laila iaitu Usman bin Affan r.a.
bahawasanya Nabi s.a.w. bersabda,

" Tidak ada hak apapun bagi anak Adam (yakni manusia) selain
dari perkara-perkara ini, iaitu rumah yang menjadi tempat
kediamannya, pakaian yang digunakan untuk menutupi auratnya
dan roti tawar (tanpa lauk) beserta air."

Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahawa ini
adalah Hadis hasan shahih.

Imam Tirmidzi berkata, " Saya mendengar Abu Dawud iaitu
Sulaiman bin Aslam al Balkhi berkata, " Saya mendengar
an Nadhr bin Syumail, katanya, Aljilfu itu ialah roti tanpa
lauk." Lainnya lagi berkata, " Iaitu roti yang kasar," sedang
Alharawi berkata, " Yang dimaksudkan di sini ialah wadah roti
seperti juwatik dan khurj." Wallahu a'lam.


481@ Dari Abdullah bin as Sikhkhir (dengan kasrahnya sin dan
kha' yang disyaddahkan serta mu'jamah keduanya r.a.),
bahawasanya ia berkata, " Saya datang kepada Nabi s.a.w. dan
beliau sedang membaca ayat (yang ertinya),

" Engkau semua dilalaikan oleh perlumbaan memperbanyakkan
kekayaan." Lalu beliau bersabda, " Anak Adam itu berkata,

" Hartaku, hartaku ! Padahal harta yang benar-benar menjadi
milikmu itu, hai anak Adam, ialah apa-apa yang engkau makan
lalu engkau habiskan, apa-apa yang engkau pakai, lalu engkau
rosakkan atau apa-apa yang engkau sedekahkan lalu engkau
lampaukan (dengan tetap adanya pahala)." (Riwayat Muslim)


482@ Dari Abdullah bin Mughaffal r.a., katanya, " Ada seorang
lelaki berkata kepada Nabi s.a.w., " Ya Rasulullah, demi
Allah, sesungguhnya saya ini nescaya cinta kepada Tuan."

Beliau lalu bersabda, " Lihatlah baik-baik apa yang engkau
ucapkan itu." Orang itu berkata lagi, " Demi Allah,
sesungguhnya saya ini nescayalah cinta kepada Tuan." Dia
berkata demikian sampai tiga kali.

Kemudian beliau s.a.w. bersabda, " Jikalau engkau mencintai
saya, maka sediakanlah sebuah baju tijfaf untuk menempuh
kefakiran, sebab sesungguhnya kefakiran itu lebih cepat
mengenai orang yang mencintai saya daripada cepatnya air
banjir sampai di tempat penghabisannya."

Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahawa ini
adalah Hadis hasan.

Attijfaf dengan kasrahnya ta' mutsannat dan sukunnya jim dan
dengan fa' yang dirangkapkan iaitu sesuatu yang dikenakan pada
kuda untuk menjaga dirinya dari bahaya (senjata dan lain-
lain), dan kadang-kadang pakaian sedemikian itu juga dikenakan
oleh manusia.

Keterangan: Mungkin kita akan merasakan suatu keanehan pada
sabda Rasulullah s.a.w. kepada orang yang menyatakan cintanya
kepada beliau, lalu beliau bersabda supaya orang itu bersiap-
siap mengenakan baju kefakiran. Mengapa demikian dan apakah
ada di balik sabda beliau itu yang sebenarnya ?

Kita wajib ingat bahawa orang yang menyatakan dirinya kepada
Nabi s.a.w., baik orang di zaman sahabat dahulu ataupun
di zaman kita ini, bererti ia merasa ikut bertanggungjawab
menyebarluaskan agama yang benar yakni Islam yang dibawa
olehnya, bersedia berkorban,

Sanggup menderita dalam menghadapi siapapun yang hendak
menghalang-halangi perkembangan agama itu. Untuk berkorban
itu, bukan hanya berupa omongan yang keluar dari bibir yang
tak bertulang, tetapi wajib disertai dengan perbuatan, dengan
menginfakkan dan membelanjakan harta, menyumbangkan tenaga
dan fikiran dan bila mana diperlukan berjihad pun suka
mengikutinya.

Jadi bukan sebaliknya, misalnya mengakukan dirinya mencintai
Nabi s.a.w., namun perbuatannya jauh bertentangan dengan
ajaran yang dibawa oleh Islam.

Kerana itu, jikalau benar-benar mencintai Nabi, pengabdian dan
pengorbanan wajib ada. Orang yang bersikap demikian itulah
yang dimaksudkan oleh beliau s.a.w. supaya menyiapkan diri
untuk mengenakan baju tijfaf liifaqri sebagaimana yang
tercantum dalam Hadis di atas. Wallahu a'lam.


483@ Dari Ka'ab bin Malik r.a., katanya, " Rasulullah s.a.w.
bersabda,

" Tidaklah dua ekor serigala yang lapar yang dikirimkan
ke tempat kambing itu lebih berbahaya padanya daripada
tamaknya seseorang itu pada harta dan kemegahan dalam
membahayakan agamanya,"

Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahawa ini
adalah Hadis hasan shahih.


484@ Dari Abdullah bin Mas'ud r.a., katanya, " Rasulullah
s.a.w. tidur di atas selembar tikar, lalu bangun sedang
di lambungnya nampak bekas tikar itu. Kami berkata,

" Ya Rasulullah, alangkah baiknya kalau kita ambilkan saja
sebuah kasur untuk Tuan." Beliau bersabda, " Apakah untukku
ini dan apa pula untuk dunia."

(Maksudnya, bagaimana saya akan senang pada dunia ini. Saya
di dunia ini tidaklah lain kecuali seperti seorang yang
mengendarai kenderaan yang bernaung di bawah pohon, kemudian
tentu akan pergi dan meninggalkan pohon itu)."

Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahawa ini
adalah Hadis hasan shahih.


485@ Dari Abu Hurairah r.a., katanya, " Rasulullah s.a.w.
bersabda,

" Orang-orang fakir itu akan masuk syurga sebelum orang-orang
kaya dengan selisih waktu lima ratus tahun."

Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahawa ini
adalah Hadis hasan shahih.


486@ Dari Ibnu Abbas dan Imran bin Hushain radhiallahu 'anhum
dari Nabi s.a.w., sabdanya,

" Saya telah menjenguk dalam syurga, maka saya melihat bahawa
sebahagian banyak penghuninya adalah kaum fakir dan saya juga
telah menjenguk dalam neraka, maka saya melihat bahawa
sebahagian banyak penghuninya adalah para wanita."

Muttafaq 'alaih dari riwayat Ibnu Abbas. Imam Bukhari
meriwayatkan pula dari riwayatnya Imran bin Hushain.


487@ Dari Usamah bin Zaid, radhiallahu 'anhuma dari Nabi
s.a.w. sabdanya,

" Saya berdiri di pintu syurga, maka sebahagian besar orang
yang memasukinya itu ialah orang-orang miskin, sedang orang-
orang yang kaya (berharta) semua ditahan dulu, hanya saja
orang-orang yang menjadi ahli neraka telah diperintah untuk
dimasukkan dalam neraka seluruhnya." (Muttafaq 'alaih)

Aljaddu ialah bahagian harta dan kekayaan, Hadis ini telah
lalu keterangannya dalam bab, Keutamaan kaum lemah.


488@ Dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi s.a.w., sabdanya,
" Setepat-tepatnya kalimat yang diucapkan oleh seseorang syair
ialah ucapan Labid (yang ertinya, " Ingatlah, semua benda yang
selain Allah adalah batil (atau rosak dan tidak kekal)."
(Muttafaq 'alaih)

Lanjutan dari sya'ir di atas ialah, " Dan setiap kenikmatan
itu pasti akan hilang yakni tidak kekal."

Jadi yang disabdakan oleh Nabi s.a.w. hanyalah separuh bait
yang pertama, sedang yang lanjutannya tidak. Sebabnya ialah
kerana ada sesuatu kenikmatan yang tetap kekal, iaitu
kenikmatan yang akan diperolehi ahli syurga, apabila mereka
telah berada di dalamnya. Kenikmatan di situ kekal abadi dan
tidak akan lenyap sampai bila pun juga.


Nota kaki:

[48#] Di zaman Nabi s.a.w. mereka itu sama berkumpul dan
berdiam di serambi belakang masjid Madinah.

posted from Bloggeroid

No comments:

Post a Comment