Monday 13 October 2014

Nakba, Duka Palestin Pasca 1948, KeLahiran Negara Israel...^^..

Nakba, Duka Palestin Pasca 1948, KeLahiran Negara Israel...^^..

Salah satu peristiwa yang paling riuh dan berpengaruh dalam
sejarah Islam adalah terjadinya konflik Arab Israel. Konflik
ini beragam, kompleks, dan salah satu masalah yang paling rumit
dalam dunia hubungan internasional. Salah satu dampak dari
konflik ini adalah masalah pengungsi yang disebabkan terbentuknya
negara Israel pada tahun 1948. Di tahun itu, lebih dari 700.000
warga Palestina menjadi pengungsi, karenanya peristiwa ini
disebut dengan “ Nakba”, yang dalam bahasa Arab berarti bencana.


*** Latar Belakang

Pada tahun 1800an, muncul sebuah gerakan nasionalis baru di tanah
Eropa, gerakan itu dinamai dengan Gerakan Zionis. Zionisme adalah
gerakan politik yang mensponsori pembentukan negara Yahudi.
Banyak orang Yahudi percaya bahwa mereka perlu memiliki negara
sendiri untuk menghindari diskriminasi dan penindasan yang
dilakukan orang-orang Eropah.

Setelah terjadi perdebatan di Kongres Zionis I, tahun 1897
mengenai dimana negara tersebut akan didirikan, akhirnya gerakan
Zionis memutuskan untuk membuat negara di tanah Palestina, yang
merupakan bagian dari Kekaisaran Turki Utsmani. Tentu saja Sultan
Utsmani, Sultan Abdulhamid II, tidak menerima usulan ini, walaupun
pendiri gerakan Zionis, Theodor Herzl, menyodorkannya wang
pembayaran sebanyak 150 juta pound sterling sebagai tebusannya.

Setelah Perang Dunia I, akhirnya pintu itu terbuka untuk para
Zionis. Inggris berhasil merebut Palestina dari kekuasaan Utsmani
pada tahun 1917. Tidak beberapa lama menteri luar negeri Inggris,
Arthur Balfour, mengeluarkan deklarasi untuk gerakan dan Zionis
menjanjikan dukungan Inggris dalam pembentukan negara Yahudi
di Palestina.


+++ Surat mandat dari Arthur James Balfour adalah sebagai berikut:

———————————————————————————
Departemen Luar Negeri

2 November 1917

Lord Rothschild yang terhormat,

Dengan sangat gembira saya ingin menyampaikan kepada Anda, atas
nama Pemerintah Yang Mulia, deklarasi tentang simpati terhadap
aspirasi-aspirasi kaum Zionis Yahudi yang telah diajukan dan
disetujui oleh Kabinet.

Pemerintah Yang Mulia memandang perlu pembangunan di Palestina
sebuah National Home bagi masyarakat Yahudi, dan akan mengerahkan
segala usaha yang terbaik demi mencapai tujuan tersebut, dengan
catatan bahwa hal itu tidak akan merugikan hak-hak sipil dan
religius berbagai komunitas non-Yahudi di Palestina, atau hak dan
status politik yang dinikmati oleh orang Yahudi di negara lain.

Saya sangat berterima kasih jika Anda dapat menyampaikan deklarasi
ini untuk diketahui oleh Federasi Zionis.

(Tertanda)

Arthur James Balfour1
———————————————————————————-
Setelah perang, Palestina menjadi mandat Liga Bangsa-Bangsa
di bawah kendali Inggris di tahun 1920. Karena di bawah kendali
Inggris, gerakan Zionis sangat menganjurkan Yahudi Eropa
bermigrasi ke Palestina. Hasilnya adalah kenaikan signifikan
jumlah orang Yahudi yang tinggal di Palestina. Menurut data sensus
Inggris, pada tahun 1922, ada 83.790 orang Yahudi di Palestina.

Pada tahun 1931, ada 175.138. Dan tahun 1945, jumlah itu melonjak
menjadi 553.600 orang. Sehingga dalam 25 tahun, prosentase orang-
orang Yahudi melonjak menjadi 11% dari total populasi 31%.

Tentu saja, reaksi dari orang-orang Arab Palestina adalah
kekecewaan. Akibatnya ketegangan antara pemukim baru Yahudi dan
orang Palestina asli terjadi pada berbagai kesempatan. Lalu, pada
tahun 1940an. Inggris memutuskan bahwa mereka tidak bisa lagi
mengontrol wilayah itu, mereka mengakhiri mandat Palestina dan
meninggalkan wilayah tersebut.


*** Terbentuknya Negara Israel

Memandang akan berakhirnya kontrol Inggris atas Palestina, dan
kepastian konflik antara Arab dan Yahudi sebagai dampaknya, PBB
yang baru dibentuk mengangkat masalah itu pada tahun 1947 sebagai
sebuah masalah yang harus dicarikan solusinya. Muncullah sebuah
rencana yang dikenal sebagai United Nations Partition Plan for
Palestine (rencana pembagian wilayah Palestina oleh PBB). PBB
menganjurkan pembentukan dua negara di dalam wilayah Palestina,
satu wilayah untuk orang-orang Yahudi, yang dikenal sebagai
Israel, dan satu untuk orang Arab yaitu negara Palestina.


*** Pembagian wilayah Palestina

Orang-orang Yahudi di Palestina menerima rencana itu dengan suka
cita, sementara orang-orang Arab dengan keras menolak
ketidakadilan ini. Dalam pandangan mereka, itu sama saja dengan
merampas tanah yang telah mereka miliki secara historis sejak
terjadinya Perang Salib dan menyerahkannya kepada minoritas
pendatang Yahudi. Ketegangan pun kembali meningkat di antara
kedua belah pihak.

Di tengah-tengah ketegangan yang meningkat ini, Inggris menyatakan
mengakhiri Mandat Palestina, dan menarik diri dari negara itu pada
14 Mei 1948. Hari itu, gerakan Zionis di Palestina menyatakan
pembentukan sebuah negara baru, Israel. Negara-negara Arab
menyatakan penolakan mereka terhadap deklarasi dan menyerang
Israel.

Singkat cerita, hasil dari perang tahun 1948 adalah semakin
besarnya wilayah Israel, karena sekutu negara-negara Arab kalah
dalam perang. Teritorial[Kawasan] Negara Israel pun kian jauh
lebih besar dari yang semula diusulkan oleh PBB, 50% lebih besar
dari yang diusulkan.


*** Lonjakan Pengungsi[Pindah] Palestina

Dampak terbesar dari Perang 1948 adalah pengusiran sebagian besar
penduduk Palestina. Sebelum perang, setidaknya ada sekitar
1.000.000 orang Arab Palestina di perbatasan Israel. Pada akhir
perang tahun 1949, 700.000 sampai 750.000 dari mereka telah
terusir, hanya 150.000 saja yang tetap tinggal di Israel.

Begitulah adanya, pengungsi selalu menjadi objek penderita dari
buah peperangan. Sepanjang peristiwa ini, beberapa kelompok orang
telah melarikan diri demi menghindari pertempuran dan penaklukan.
Alasan yang membuat orang-orang Palestina mengungsi di tahun 1948
terbilang unik, mengapa mereka menjadi pengungsi ?

Padahal itu seolah tak berarti, karena masih sangat banyak konflik
di berbagai wilayah di sana sampai hari ini. Sejarawan
menganalisis penyebab eksodus warga Palestina sangat dipengaruhi
oleh politik dan hubungan internasional. Beberapa alasan utama
eksodus tersebut adalah:


++@ Ketakutan: Banyak warga Palestina mengungsi karena karena takut
akan serangan dan kekejaman Israel. Ketakutan mereka sangat
beralasan, pada 9 April 1948, sekitar 120 penjajah Israel memasuki
kota Deir Yassin, dekat Yerusalem, lalu membantai 600 penduduk
desa.

Beberapa meninggal membela kota dalam pertempuran melawan pasukan
Israel, sementara yang lain dibunuh dengan granat tangan yang
dilemparkan ke rumah-rumah mereka, atau dieksekusi setelah diarak
melewati jalan-jalan Jerusalem.

Setelah kejadian ini, pembantaian pun menyebar ke seluruh
Palestina, orang-orang Palestina sangat takut akan kemungkinan
terburuk yang ditimbulkan orang-orang Yahudi ini. Dalam banyak
kasus, warga-warga di seluruh desa Palestina melarikan diri dari
kebengisan Yahudi. Mereka berharap dapat menghindari jatuh pada
nasib yang sama dengan penduduk Deir Yassin.

Beberapa kelompok Yahudi Israel, seperti Yishuv, menyebarkan
perasaan takut ini melalui perang psikologis yang dimaksudkan
untuk mengintimidasi warga kota-kota Palestina agar menyerah atau
melarikan diri. Siaran radio yang disiarkan dalam bahasa Arab,
memperingatkan warga Arab bahwa mereka tidak akan mampu menghadapi
serangan orang-orang Israel, perlawanan adalah kesia-siaan.


++@ Pengusiran oleh Pasukan Israel: Ketakutan adalah faktor
pendorong utama bagi pengungsi di awal perang. Lalu, Perang yang
berlarut-larut sampai tahun 1948, membuat aksi pengusiran oleh
orang-orang Israel kian marak. Yahudi Israel terus menaklukkan
wilayah demi wilayah, pasukan mereka kian tersebar dalam jumlah
besar di seluruh negeri.

Akibatnya, desa-desa yang baru ditaklukkan dikosongkan secara paksa
oleh pasukan Israel.

Contoh nyata dari hal ini adalah kota-kota di Lida dan Ramla, dekat
Yerusalem. Ketika wilayah tersebut ditaklukkan pada bulan Juli 1948,
Yitzhak Rabin menandatangani sebuah perintah mengusir semua warga
Palestina dari dua kota yang memiliki populasi sebesar 50.000
hingga 70.000 orang itu. Pasukan Yahudi Israel menekan penduduk
hingga ke garis perbatasan Arab, sementara yang lain dipaksa untuk
berjalan dan hanya diizinkan mengangkut barang yang bisa mereka
bawa. Pengusiran ini prosentasenya hanya sekitar 10% dari total
pengusiran warga Palestina di tahun 1948.


++@ Anjuran Pasukan Arab: Dalam beberapa kesempatan, tentara Arab
dari negara-negara tetangga, khususnya Yordania, menganjurkan agar
penduduk di kota-kota Palestina mengungsi. Salah satu alasannya
adalah untuk memberikan medan perang terbuka antara Arab Israel
tanpa ada warga sipil dalam baku tembak tersebut. Apapun latar
belakangnya, banyak warga sipil Palestina meninggalkan rumah
mereka di bawah arahan dari tentara Arab, mereka berharap bisa
segera kembali setelah kemenangan pasukan Arab, dan hanya menjadi
pengungsi di negara-negara tetangga, bukan menetap terus-menerus.


*** Dampak Peperangan

Perang Arab-Israel tahun 1948 menciptakan masalah pengungsian
besar-besaran di Timur Tengah. Lebih dari 500 kota besar dan kecil
di seluruh Palestina benar-benar kehilangan penghuni selama perang
ini berlangsung. 700.000 lebih pengungsi dari kota-kota tersebut
menjadi beban ekonomi dan sosial di negara-negara tetangga dan
Tepi Barat, terutama di wilayah Yordania.

Pada tahun 1954, Israel membuat Prevention of Infiltration Law,
sebuah hukum yang dibuat Israel untuk mengatur orang-orang yang
masuk dari dan ke wilayah mereka baik bersenjata maupun tidak.
Hukum ini memungkinkan pemerintah Israel mengusir setiap warga
Palestina yang berhasil menyelinap kembali ke rumah mereka yang
telah menjadi wilayah Israel.

Saat ini, hak kembali masih merupakan masalah utama yang belum
bisa diselesaikan oleh perundingan damai antara Palestina dan
Israel. Pengusiran paksa warga Palestina pada tahun 1948 terbukti
menjadi masalah yang terus berlangsung bahkan setelah para
pengungsi tahun 1948 telah meninggal semuanya di awal tahun
2000an, masalah pun tetap ada.

Sumber: Diterjemahkan dari: http://lostislamichistory.com/the-
nakba-the-palestinian-catastrophe-of-1948/

tuliskanakuhadith.blogspot.com
Norshahuddin Edited Oct 2014/Zulhijjah 1435...^^..

No comments:

Post a Comment