Monday, 13 January 2014

Hak Fathimah a.s. Ke Atas Tanah Fadak...^^..

Hak Fathimah a.s. Ke Atas Tanah Fadak...^^..

Selepas Rasulullah S.A.W wafat, Fatimah a.s. turut memperjuangkan
hak Imam Ali AS sebagai khalifah yang sah dilantik oleh Rasul S.A.W
dan juga tentang haknya terhadap Tanah Fadak. Fatimah tidak
mengiktiraf Abu Bakar sebagai khalifah yang sah. Pada suatu ketika
Abu Bakar dan Umar al-Khattab bersama rombongannya mengepung
rumah Fatimah a.s. dengan tujuan memaksa penghuni rumah
memberikan bai'ah kepada Abu Bakar. Malahan Rombongan tersebut
mengancam akan membakar rumah tersebut. Seseorang bertanya
kepada Umar: " Wahai ayah Hafsah (Umar al-Khattab), sesungguhnya
Fatimah ada di dalam," dan Umar menjawab,: " Wa in (sekalipun)"
[Ibn Qutaibah, Al-Imamah Wal-Siyasah, Jilid I, hlm.12-13]. Fatimah
a.s. kemudian keluar dari pintu dari berkata lantang: " Hai, Abu Bakar,
Alangkah cepatnya anda menyerang keluarga Rasul. Demi Allah, saya
tidak akan bercakap dengan Umar sampai saya menemui Allah...Kamu
semua telah membiarkan jenazah Rasulullah S.A.W bersama kami,
dan kamu semua telah mengambil keputusan antara kamu sendiri
tanpa bermusyawarah dengan kami dan tanpa menghormati hak-hak
kami. Demi Allah, aku katakan, keluarlah kamu semua dari sini dengan
segera! Jika tidak dengan rambutku yang kusut ini, aku akan meminta
keputusan dari Allah!" [Ibn Abil Hadid, Syarh Nahjul Balaghah, Jilid
VI, hlm.48-49]

Fatimah a.s. menganggap Tanah Fadak sebagai miliknya yang sah
karena ia telah diberikan oleh Rasul S.A.W ketika baginda S.A.W
masih hidup. Tanah Fadak terletak dekat dengan Khaibar dan disitu
terdapat kebun kurma. Tanah tersebut diserahkan oleh Bani Nadir
kepada Rasulullah S.A.W selepas peristiwa Perang Khaibar pada tahun
7 Hijrah. Kemudian Rasulullah S.A.W menghadiahkan tanah tersebut
kepada Fatimah a.s. [riwayat dari Abu Sai'd al-Khudri - silakan lihat
Fada'il Khamsah fi al-Sihah al-Sittah, Jilid 3, hlm.36] yaitu apabila
turunnya ayat Qur'an yang bermaksud," Apa saja harta rampasan
(fa'i) yang diberikan Allah kepada RasulNya yang berasal dari
penduduk kota-kota maka adalah untuk Allah, untuk Rasul, kaum
kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, dan orang-orang yang
dalam perjalanan supaya harta itu tidak hanya beredar di antara
orang-orang kaya saja di antara kamu. Apa yang diberikan Rasul
kepadamu terimalah ia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka
tinggalkanlah, dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah
sangat keras hukumanNya." (59:7) .

Fatimah a.s. menuntut Tanah Fadak dari Abu Bakar tetapi Abu Bakar
menolaknya. Fatimah a.s. lalu menemui Abu Bakar dan terjadilah
perdebatan di antara mereka berdua: Al-Jauhari meriwayatkan
bahwa ketika sampai berita kepada Fatimah a.s. bahwa Abu Bakar
menolak haknya ke atas Tanah Fadak, maka Fatimah a.s. dengan
disertai para pembantu wanitanya dan para wanita Bani Hasyim pergi
menemui Abu Bakar. Fatimah a.s. berjalan dengan langkah seperti
langkah Rasul. Ia lalu memasuki majlis yang dihadiri Abu Bakar, dan
penuh dengan kaum Muhajirin dan Ansar. Fatimah membentangkan
kain tirai antara dia dan kaum wanita yang menemaninya di satu sisi,
dan majlis yang terdiri dari kaum lelaki di sisi yang lain. Ia masuk
sambil menangis tersedu, dan seluruh hadirin turut menangis. Maka
gemparlah pertemuan itu. Setelah suasana kembali tenang, Fatimah
a.s. pun berbicara:

" Saya memulai dengan memuji Allah Yang Patut Dipuji. Segala Puji
bagi Allah atas segala nikmatNya, dan terhadap apa yang
diberikanNya..." dan setelah mengucapkan khutbahnya yang sungguh
indah, ia lalu berkata:

Fatimah a.s.: " Apabila anda mati, wahai Abu Bakar, siapakah yang
akan menerima warisan anda?"

Abu Bakar: " Anakku dan keluargaku."

Fatimah a.s.:" Mengapa anda mengambil warisan Rasul yang menjadi
hak anak dan keluarga beliau?"

Abu Bakar: " Saya tidak berbuat begitu, wahai putri Rasul."

Fatimah a.s.: " Tetapi anda mengambil Fadak, hak Rasulullah yang
telah beliau berikan kepada saya semasa beliau masih hidup....Apakah
anda dengan sengaja meninggalkan Kitabullah dan membelakanginya
serta mengabaikan firman Allah yang mengatakan," Sulaiman mewarisi
dari Daud " (Al-Naml: 16), dan ketika Allah mengisahkan tentang
Zakaria serta firman Allah, Dan keluarga sedarah lebih berhak waris
mewarisi menurut Kitabullah?(Al-Ahzab:6) Dan Allah berwasiat,
" Bahwa anak lelakimu mendapat warisan seperti dua anak perempuan"
(Al-Nisa:11) dan firman Illahj, " Diwajibkan atas kamu apabila salah
seorang daripada kamu akan meninggal dunia, jika ia meninggalkan
harta, bahwa ia membuat wasiat bagi kedua orang tua dan keluarganya
dengan cara yang baik, itu adalah kewajiban bagi orang-orang yang
bertaqwa" (Al-Baqarah: 80).

Apakah Allah mengkhususkan ayat-ayat tersebut kepada anda dan
mengecualikan ayahku daripadanya? Apakah anda lebih mengetahui
ayat-ayat yang khusus dan umum, lebih daripada ayahku dan anak
bapa saudaraku (Ali AS) Apakah anda menganggap bahwa ayahku
berlainan agama dariku, dan lantaran itu maka aku tidak berhak
menerima warisan?" [Ibn Abil Hadid, Syarh Nahjul Balaghah, Jilid
XVI, hlm.249]

Ibn Qutaibah meriwayatkan pertemuan yang mungkin terakhir di antara
Fatimah a.s. dan Abu Bakar seperti berikut:

" Umar bin Khattab berkata kepada Abu Bakar: " Marilah kita pergi
kepada Fatimah, sesungguhnya kita telah menyakiti hatinya."

Maka keduanya pun pergi ke rumah Fatimah a.s., dan Fatimah a.s. tidak
mengizinkan mereka masuk ke dalam rumah. Mereka lalu memohon
kepada Ali bin Abi Talib, lalu Ali AS memperkenankan mereka masuk
ke dalam.

" Tatkala keduanya duduk dekat Fatimah a.s., Fatimah a.s. memalingkan
wajahnya ke arah dinding rumah. Salam Abu Bakar dan Umar tidak
dijawabnya.

Fatimah a.s. kemudian berkata: " Apakah anda akan mendengar apabila
saya katakan kepada anda suatu perkataan yang berasal dari Rasulullah
S.A.W yang anda kenal dan anda telah bertemu beliau S.A.W?"

Keduanya menjawab: " Ya." Kemudian Fatimah a.s. berkata: " Apakah
anda tidak mendengar Rasulullah S.A.W bersabda, " Keredhaan Fatimah
adalah keredhaan saya, dan kemurkaan Fatimah adalah kemurkaan saya.
Barang siapa mencintai Fatimah, anakku, bererti ia mencintaiku, dan
barang siapa membuat Fatimah murka, bererti ia membuat aku murka."

Mereka berdua menjawab: " Ya, kami telah mendengarnya dari Rasulullah
S.A.W.

Fatimah a.s. berkata: " Aku bersaksi kepada Allah dan malaikat-
malaikatNya, sesungguhnya kamu berdua telah membuat aku marah, dan
kamu berdua tidak membuat aku redha. Seandainya aku bertemu Nabi
S.A.W, aku akan mengadukan kepada beliau S.A.W tentang kamu berdua.

Abu Bakar berkata: " Sesungguhnya saya berlindung kepada Allah dari
kemurkaanNya dan dari kemurkaan anda, wahai Fatimah."

Kemudian Abu Bakar menangis, hampir-hampir jiwanya menjadi goncang.

Fatimah lalu berkata: " Demi Allah, selalu saya akan mendoakan
keburukan terhadap anda dalam setiap shalat saya."

Kemudian Abu Bakar keluar sambil menangis....[Ibn Qutaibah, Al-Imamah
Wal-Siasah, Bab Bagaimana Bai'at Ali bin Abi Talib; O.Hashem, Saqifah
Awal Perselisihan Ummat, hlm.100-101]

tuliskanakuhadith.blogspot.com
Norshahuddin Edited Jan 2014...^^..

No comments:

Post a Comment