Wednesday 7 May 2014

Riwayat Nabi So'leh...^^..

Riwayat Nabi So'leh...^^..

Nabi Saleh a.s. adalah anak kepada Ubaid bin Jabir bin Tsamud.
Kaum Tsamud merupakan gelaran yang diambil bersempena nama
datuk iaitu 'Ubaidah bin Tsamud bin Amir bin Iram bin Sam bin
Nuh a.s.

Mereka bertempat tinggal di suatu dataran bernama " Al hijir "
terletak antara Hijaz dan Syam yang dahulunya termasuk jajahan
dan dikuasai suku Aad yang telah habis binasa di sapu angin taufan
yang di kirim oleh Allah sebagai pembalasan atas pembangkangan dan
pengingkaran mereka terhadap dakwah dan risalah Nabi Hud A.S.

Kemakmuran dan kemewahan hidup serta kekayaan alam yang dahulu
dimiliki dan dinikmati oleh kaum Aad telah diwarisi oleh kaum Tsamud.
Tanah-tanah yang subur yang memberikan hasil berlimpah ruah,
binatang-binatang perahan dan lemak yang berkembang biak, kebun-
kebun bunga yang indah-indah, bangunan rumah-rumah yang didirikan
di atas tanah yang datar dan dipahatnya dari gunung.

Semuanya itu menjadikan mereka hidup tenteram, sejahtera dan
bahagia, merasa aman dari segala gangguan alamiah dan bahawa
kemewahan hidup mereka akan kekal bagi mereka dan anak
keturunan mereka.

Kaum Tsamud tidak mengenal Tuhan. Tuhan Mereka adalah berhala-
berhala yang mereka sembah dan puja, kepadanya mereka berkorban,
tempat mereka minta perlindungan dari segala bala dan musibah dan
mengharapkan kebaikan serta kebahagiaan. Mereka tidak dapat
melihat atau memikirkan lebih jauh dan apa yang dapat mereka
jangkau dengan pancaindera.

*** Nabi Saleh Berdakwah Kepada Kaum Tsamud. ***

Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang tidak akan membiarkan
hamba-hambaNya berada dalam kegelapan terus-menerus tanpa
diutusnya Nabi, pesuruh disisiNya untuk memberi penerangan dan
memimpin mereka keluar dari jalan yang sesat ke jalan yang benar.
Demikian pula Allah tidak akan menurunkan azab dan seksaan kepada
suatu umat sebelum mereka diperingatkan dan diberi petunjuk
olehNya dengan perantara seorang yang dipilih untuk menjadi utusan
dan rasulNya.

Sunnatullah ini berlaku pula kepada kaum Tsamud, yang kepada mereka
telah diutuskan Nabi Saleh seorang yang telah dipilihNya dari suku
mereka sendiri, dari keluarga yang terpandang dan dihormati oleh
kaumnya, terkenal tangkas, cerdik pandai, rendah hati dan ramah-
tamah dalam pergaulan.

Dikenalkan mereka oleh Nabi Saleh kepada Tuhan yang sepatut mereka
sembah, Tuhan Allah Yang Maha Esa, yang telah mencipta mereka,
menciptakan alam sekitar mereka, menciptakan tanah-tanah yang
subur yang menghasilkan bahan-bahan keperluan hidup mereka,
menciptakan binatang-binatang yang memberi manfaat dan berguna
bagi mereka dan dengan demikian memberi kepada mereka kenikmatan
dan kemewahan hidup dan kebahagiaan lahir dan batin.

Tuhan Yang Esa itulah yang harus mereka sembah dan bukan patung-
patung yang mereka pahat sendiri dari batu-batu gunung yang tidak
berkuasa memberi sesuatu kepada mereka atau melindungi mereka
dari ketakutan dan bahaya.

Nabi Saleh memperingatkan mereka bahawa ia adalah seorang daripada
mereka, terjalin antara dirinya dan mereka ikatan keluarga dan darah.
Mereka adalah kaumnya dan sanak keluarganya dan dia adalah
seketurunan dan sesuku dengan mereka. Ia mengharapkan kebaikan
dan kebajikan bagi mereka dan sesekali tidak akan menjerumuskan
mereka ke dalam hal-hal yang akan membawa kerugian, kesengsaraan
dan kebinasaan bagi mereka.

Ia menerangkan kepada mereka bahawa ianya adalah pesuruh dan
utusan Allah, dan apa yang diajarkan dan didakwahkan kepada mereka
adalah amanat Allah yang harus dia sampaikan kepada mereka untuk
kebaikan mereka semasa hidup mereka dan sesudah mereka mati
di akhirat kelak. Ia mengharapkan kaumnya mempertimbangkan dan
memikirkan sungguh-sungguh apa yang ia serukan dan anjurkan dan
agar mereka segera meninggalkan persembahan kepada berhala-
berhala itu dan percaya serta beriman kepada Allah Yang Maha Esa
seraya bertaubat dan mohon ampun kepadaNya atas dosa dan
perbuatan syirik yang selama ini telah mereka lakukan. Allah Maha
Dekat kepada mereka, mendengarkan doa mereka dan memberi
ampun kepada yang pesalah apabila dimintanya.

Terperanjatlah kaum Saleh mendengar seruan dan dakwahnya yang
bagi mereka ia merupakan hal yang baru yang tidak diduga akan
datang dari saudara atau anak mereka sendiri. Maka serentak
ditolaklah ajakan Nabi Saleh itu seraya berkata mereka kepadanya:

" Wahai Saleh ! Kami mengenalmu seorang yang pandai, tangkas dan
cerdas, fikiranmu tajam dan pendapat serta semua pertimbanganmu
selalu tepat. Pada dirimu kami melihat tanda-tanda kebajikan dan
sifat-sifat yang terpuji. Kami mengharapkan dari engkau sebetulnya
untuk memimpinkami menyelesaikan hal-hal yang rumit yang kami
hadapi, memberi petunjuk dalam soal-soal yang gelap bagi kami dan
menjadi ikutan dan kepercayaan kami di kala kami menghadapi krisis
dan kesusahan. Akan tetapi segala harapan itu menjadi meleset dan
kepercayaan kami kepadamu tergelincir hari ini dengan tingkah
lakumu dan tindak tandukmu yang menyalahi adat-istiadat dan
tatacara hidup kami. Apakah yang engkau serukan kepada kami ?

Engkau menghendaki agar kami meninggalkan persembahan kami dan
nenek moyang kami, persembahan dan agama yang telah menjadi darah
daging kami menjadi sebahagian hidup kami sejak kami dilahirkan dan
tetap menjadi pegangan untuk selama-lamanya. Kami sesekali tidak
akan meninggalkannya kerana seruanmu dan kami tidak akan
mengikutimu yang sesat itu. Kami tidak mempercayai cakap-cakap
kosongmu bahkan meragukan keNabianmu. Kami tidak akan
mendurhakai nenek moyang kami dengan meninggalkan persembahan
mereka dan mengikuti jejakmu."

Nabi Saleh memperingatkan mereka agar jangan menentangnya dan
agar mengikuti ajakannya beriman kepada Allah yang telah mengurniai
mereka rezeki yang luas dan penghidupan yang sejahtera. Diceritakan
kepada mereka kisah kaum-kaum yang mendapat seksa dan azab dari
Allah kerana menentang rasulNya dan mendustakan risalahNya. Hal
yang serupa itu dapat terjadi di atas mereka jika mereka tidak mahu
menerima dakwahnya dan mendengar nasihatnya, yang diberikannya
secara ikhlas dan jujur sebagai seorang anggota dari keluarga besar
mereka dan yang tidak mengharapkan atau menuntut upah daripada
mereka atas usahanya itu.

Ia hanya menyampaikan amanat Allah yang ditugaskan kepadanya dan
Allahlah yang akan memberinya upah dan ganjaran untuk usahanya
memberi pimpinan dan tuntutan kepada mereka.

Sekelompok kecil dari kaum Tsamud yang kebanyakkannya terdiri dari
orang-orang yang kedudukan sosial lemah menerima dakwah Nabi
Saleh dan beriman kepadanya sedangkan sebahagian yang terbesar
terutamanya mereka yang tergolong dari orang-orang kaya dan
berkedudukan tinggi tetap berkeras kepala dan menyombongkan diri
menolak ajakan Nabi Saleh dan mengingkari kenabiannya dan berkata
kepadanya:

" Wahai Saleh ! Kami kira bahawa engkau telah kerasukan syaitan dan
terkena sihir. Engkau telah menjadi tidak waras dan menderita sakit
gila. Akalmu sudah berubah dan fikiranmu sudah kacau sehingga engkau
dengan tidak sedar telah mengeluarkan kata-kata ucapan yang tidak
masuk akal dan mungkin engkau sendiri tidak memahaminya. Engkau
mengaku bahawa engkau telah diutuskan oleh Tuhanmu sebagai nabi
dan rasulNya.

Apakah kelebihanmu daripada kami semua sehingga engkau dipilih
menjadi rasul, padahal ada orang-orang di antara kami yang lebih
patut dan lebih cekap untuk menjadi nabi atau rasul daripada engkau.
Tujuanmu dengan bercakap kosong dan kata-katamu hanyalah untuk
mengejar kedudukan dan ingin diangkat menjadi kepala dan pemimpin
bagi kaummu. Jika engkau merasa bahwa engkau sihat badan dan
sihat fikiran dan mengaku bahawa engkau tidak mempunyai arah dan
tujuan yang terselubung dalam dakwahmu itu maka hentikanlah
usahamu menyiarkan agama barumu dengan mencerca persembahan
kami dan nenek moyangmu sendiri. Kami tidak akan mengikuti jalanmu
dan meninggalkan jalan yang telah ditempuh oleh orang-orang tua
kami lebih dahulu.

Nabi Saleh menjawab: " Aku telah berulang-ulang mengatakan
kepadamu bahawa aku tidak mengharapkan sesuatu apapun daripadamu
sebagai imbalan atas usahaku memberi tuntutan dan penerangan
kepada kamu. Aku tidak mengharapkan upah atau mendambakan
pangkat dan kedudukan bagi usahaku ini. Yang aku lakukan
semata-mata atas perintah Allah dan daripadaNya kelak aku
harapkan balasan dan ganjaran untuk itu.

Dan bagaimana aku dapat mengikutimu dan menolak tugas dan amanat
Tuhan kepadaku, padahal aku telah memperoleh bukti-bukti yang nyata
atas kebenaran dakwahku. Janganlah sesekali kamu harapkan bahawa
aku akan melanggar perintah Tuhanku dan melalaikan kewajibanku
kepadaNya hanya semata-mata untuk melanjutkan persembahan
nenek moyang kamu yang bathil itu. Siapakah yang akan melindungiku
dari murka dan azab Tuhan jika aku berbuat demikian ? Sesungguhnya
kamu hanya akan merugikan dan membinasakan aku dengan seruanmu
itu."

Setelah gagal dan tidak berjaya menghentikan usaha dakwah Nabi
Saleh dan ianya semakin mendapat perhatian orang-orang
mengikutinya dan berpihak kepadanya. Para pemimpin dan pemuka
kaum Tsamud berusaha hendak membendung arus dakwahnya yang
semakin lama makin mendapat perhatian terutama dari kalangan
bawahan menengah dalam masyarakat. Mereka menentang Nabi Saleh
dan untuk membuktikan kebenaran kenabiannya dengan suatu bukti
mukjizat dalam bentuk benda atau kejadian luar biasa yang berada
di luar kekuasaan manusia.

*** Allah Memberi Mukjizat Kepada Nabi Saleh A.S. ***

Nabi Saleh sedar bahawa tentangan kaumnya yang menuntut bukti
daripadanya berupa mukjizat itu adalah bertujuan hendak
menghilangkan pengaruhnya dan mengikis habis kewibawaannya di mata
kaumnya terutama para pengikutnya bila ia gagal memenuhi tentangan
dan tuntutan mereka. Nabi Saleh membalas tentangan mereka dengan
menuntut janji dengan mereka bila ia berhasil mendatangkan
mukjizat yang mereka minta bahawa mereka akan meninggalkan
agama dan persembahan mereka dan akan mengikuti Nabi Saleh dan
beriman kepadanya.

Sesuai dengan permintaan dan petunjuk pemuka-pemuka kaum Tsamud
berdoalah Nabi Saleh memohon kepada Allah agar memberinya suatu
mukjizat untuk membuktikan kebenaran risalahnya dan sekaligus
mematahkan perlawanan dan tentangan kaumnya yang masih berkeras
kepala itu. Ia memohon dari Allah dengan kekuasaanNya menciptakan
seekor unta betina dikeluarkannya dari perut sebuah batu karang
besar yang terdapat di sisi sebuah bukit yang mereka tunjuk.

Maka sejurus kemudian dengan izin Allah Yang Maha Kuasa lagi Maha
Pencipta, terbelahlah batu karang yang ditunjuk itu dan keluar dari
perutnya seekor unta betina.

Dengan menunjuk kepada binatang yang baru keluar dari perut batu
besar itu berkatalah Nabi Saleh kepada mereka: " Inilah dia unta
Allah, janganlah kamu ganggu dan biarkanlah ia mencari makanannya
sendiri di atas bumi Allah. Ia mempunyai giliran untuk mendapatkan
air minum dan kamu mempunyai giliran untuk mendapatkan minum
bagimu dan bagi ternakanmu juga dan ketahuilah bahawa Allah akan
menurunkan azabNya bila kamu sampai mengganggu binatang ini."

Kemudian berkeliaranlah unta di ladang-ladang memakan rumput sesuka
hatinya tanpa mendapat gangguan. Dan ketika giliran minumnya tiba, 
pergilah unta itu ke sebuah perigi yang diberi nama perigi unta dan
minumlah sepuas hatinya. Dan pada hari-hari giliran unta Nabi Saleh
itu datang minum tiada seekor binatang lain berani menghampirinya,
hal ini menimbulkan rasa tidak senang pada pemilik-pemilik binatang
itu yang semakin hari semakin merasakan bahawa adanya unta
Nabi Saleh di tengah-tengah mereka itu merupakan gangguan laksana
duri yang melintang di dalam kerongkong.

Dengan berhasilnya Nabi Saleh mendatangkan mukjizat yang mereka
tuntut, maka gagallah para pemuka kaum Tsamud dalam usahanya
untuk menjatuhkan kehormatan dan menghilangkan pengaruh Nabi
Saleh. Sebaliknya telah menambah tebal kepercayaan para pengikutnya
dan menghilang banyak keraguan dari kaumnya. Maka dihasutnya
oleh mereka pemilik-pemilik ternakan yang merasa jengkel dan
tidak senang dengan adanya unta Nabi Saleh yang bermaharajalela
di ladang dan kebun-kebun mereka serta ditakuti oleh binatang-
binatang peliharaannya.

*** Unta Nabi Saleh Dibunuh. ***

Persekongkolan diadakan oleh orang-orang dari kaum Tsamud untuk
mengatur rancangan pembunuhan unta Nabi Saleh. Dan selagi orang
masih dibayangi oleh rasa takut dari azab yang diancam oleh Nabi
Saleh apabila untanya diganggu di samping adanya dorongan keinginan
yang kuat untuk melenyapkan binatang itu dari atas bumi mereka,
muncullah tiba-tiba seorang janda bangsawan yang kaya raya
menawarkan akan menyerah dirinya kepada siapa yang dapat
membunuh unta Saleh.

Di samping janda itu, ada seorang wanita lain yang mempunyai
beberapa puteri cantik-cantik menawarkan akan menghadiahkan
salah seorang dari puteri-puterinya kepada orang yang berhasil
membunuh unta itu.

Dua macam hadiah yang menggiurkan dari kedua wanita itu, di samping
hasutan para pemuka Tsamud mengundang dua orang lelaki bernama
Mushadda' bin Muharrij dan Gudar bin Salif, bersiap-siap akan
melakukan pembunuhan bagi meraih hadiah yang dijanjikan di samping
sanjungan dan pujian yang akan diterimanya dari para kafir suku
Tsamud bila unta Nabi Saleh telah mati dibunuh.

Dengan bantuan tujuh orang lelaki lagi, bersembunyilah kumpulan itu
di suatu tempat biasanya di lalui oleh unta dalam perjalanannya
ke perigi tempat ianya minum. Dan begitu unta yang tidak berdosa
itu berlalu, segeralah dipanah betisnya oleh Musadda' yang disusul
oleh Gudar dengan menikamkan pedangnya di perutnya.

Dengan perasaan megah dan bangga pergilah para pembunuh unta itu
ke ibu kota menyampaikan berita matinya unta Nabi Saleh yang
mendapat sambutan sorak-sorai dan teriakan gembira dari pihak
musyrikin seakan-akan mereka kembali dari medan perang dengan
membawa kemenangan yang gilang gemilang.

Berkatalah mereka kepada Nabi Saleh: " Wahai Saleh ! Untamu telah
mati dibunuh, cubalah datangkan apa yang engkau katakan dulu akan
ancamannya bila unta itu diganggu, jika engkau betul-betul termasuk
orang-orang yang terlalu benar dalam kata-katanya."

Nabi Saleh menjawab: " Aku telah peringatkan kamu, bahawa Allah
akan menurunkan azabNya ke atas kamu jika kamu mengganggu unta
itu. Maka dengan terbunuhnya unta itu maka tunggulah engkau akan
tibanya masa azab yang Allah talah janjikan dan telah aku sampaikan
kepada kamu. Kamu telah menentang Allah dan terimalah kelak akibat
tentanganmu kepadaNya. Janji Allah tidak akan meleset. Kamu boleh
bersuka ria dan bersenang-senang selama tiga hari ini kemudian,
terimalah ganjaranmu yang setimpal pada hari keempat. Demikianlah
kehendak Allah dan taqdirNya yang tidak dapat ditunda atau dihalang."

Ada kemungkinan menurut ahli tafsir, bahawa Allah melalui rasulNya
Nabi Saleh memberi waktu tiga hari itu untuk memberi kesempatan,
kalau-kalau mereka sedar akan dosanya dan bertaubat minta ampun
serta beriman kepada Nabi Saleh kepada risalahnya.

Akan tetapi dalam kenyataannya tempoh tiga hari itu bahkan menjadi
bahan ejekan kepada Nabi Saleh yang ditentangnya untuk mempercepat
datangnya azab itu dan tidak usah ditangguhkan tiga hari lagi.

*** Turunnya Azab Allah Yang Dijanjikan.***

Nabi Saleh memberitahu kaumnya bahwa azab Allah yang akan
menimpa ke atas mereka akan didahului dengan tanda-tanda, iaitu
pada hari pertama apabila mereka terbangun dari tidurnya akan
menemui wajah mereka menjadi kuning dan berubah menjadi merah
pada hari kedua dan hitam pada hari ketiga dan pada hari keempat
turunlah azab Allah yang pedih.

Mendengar ancaman azab yang diberitahukan oleh Nabi Saleh kepada
kaumnya. Kelompok sembilan orang iaitu kelompok pembunuh unta
ingin merancang pembunuhan ke atas diri Nabi Saleh untuk mendahului
tibanya azab yang diancamkan itu. Mereka mengadakan pertemuan
rahsia dan bersumpah bersama akan melaksanakan rancangan
pembunuhan itu di waktu malam, di saat orang masih tidur nyenyak
untuk menghindari tuntutan balas darah oleh keluarga Nabi Saleh,
jika diketahui identiti mereka sebagai pembunuhnya. Rancangan
mereka ini dirahsiakan sehingga tidak diketahui dan didengar oleh
siapa pun kecuali kesembilan orang itu sendiri.

Ketika mereka datang ke tempat Nabi Saleh bagi melaksanakan
rancangan jahatnya di malam yang gelap gelita dan sunyi senyap
jatuhlah di atas kepala mereka batu-batu besar yang tidak diketahui
dari arah mana datangnya dan yang seketika merebahkan mereka
di atas tanah dalam keadaan tidak bernyawa lagi. Demikianlah Allah
telah melindungi rasulNya dari perbuatan jahat hamba-hambaNya
yang kafir.

Satu hari sebelum hari turunnya azab yang telah ditentukan itu,
dengan izin Allah, berangkatlah Nabi Saleh bersama para mukminin
pengikutnya menuju Ramlah, sebuah tempat di Palestin, meninggalkan
Hijir dan penghuninya, kaum Tsamud habis binasa, ditimpa halilintar
yang dahsyat beriringan dengan gempa bumi yang mengerikan.

*** Kisah Nabi Saleh Dalam Al-Quran. ***

Kisah Nabi Saleh diceritakan oleh 72 ayat dalam 11 surah
di antaranya surah Al A'raaf, ayat 73 hingga 79 , surah Hud, ayat 61
sehingga ayat 68 dan surah Al-Qamar, ayat 23 sehingga ayat 32.

*** Pengajaran Dari Kisah Nabi Saleh A.S. ***

Pengajaran yang dapat dirumus dari kisah Nabi Saleh ini ialah
bahawa dosa dan perbuatan mungkar yang dilakukan oleh sekelompok
kecil warga masyarakat dapat membinasakan masyarakat itu
seluruhnya.

Lihatlah betapa kaum Tsamud menjadi binasa, hancur dan bahkan
tersapu bersih dari muka bumi kerana dosa dan pelanggaran perintah
Allah yang dilakukan oleh segelintir pembunuh unta Nabi Saleh A.S.

Di sinilah letaknya hikmah perintah Allah agar kita melakukan amar
makruf nahi mungkar. Kerana dengan melakukan tugas amar makruf
nahi mungkar yang menjadi fardu kifayah itu, setidak-tidaknya kalau
tidak berhasil mencegah kemungkaran yang terjadi di dalam
masyarakat dan lindungan kita, kita telah membebaskan diri dari
dosa menyetujui atau merestui perbuatan mungkar itu.

Bersikap pasif, acuh tak acuh terhadap maksiat dan kemungkaran
yang berlaku di depan mata dapat diertikan sebagai persetujuan
dan penyekutuan terhadap perbuatan mungkar itu.

tuliskanakuhadith.blogspot.com
Norshahuddin Edited May 2014...^^..

No comments:

Post a Comment