Sunday, 19 April 2015

Riwayat Nabi Luth (007)...^^..

Riwayat Nabi Luth (007)...^^..

Nabi Luth adalah anak saudara dari Nabi Ibrahim. Ayahnya yang
bernama Hasan bin Tareh adalah saudara sekandung dari Nabi
Ibrahim. Ia beriman kepada bapa saudaranya Nabi Ibrahim
mendampinginya dalam semua perjalanan. Sewaktu mereka berada
di Mesir berusaha bersama dalam bidang perternakan yang
berhasil dengan baik. Binatang ternaknya berkembang biak
sehingga dalam waktu yang singkat jumlah yang sudah berlipat
ganda itu tidak dapat ditampung dalam tempat yang disediakan.

Akhirnya perkongsian Ibrahim-Luth dipecahkan dan binatang
ternakan serta harta milik perusahaan mereka di bahagi dan
berpisahlah Luth dengan Ibrahim. Luth berpindah ke Yordania
dan bermukim di sebuah tempat bernama Sadum.

* Nabi Luth Diutuskan Oleh Allah Kepada Rakyat Sadum. *

Masyarakat Sadum adalah masyarakat yang rendah tingkat
moralnya, rusak mentalnya, tidak mempunyai pegangan agama atau
nilai kemanusiaan yang beradab. Kemaksiatan dan kemungkaran
bermaharajalela dalam pergaulan hidup mereka.

Pencurian dan perampasan harta milik merupakan kejadian hari-
hari, di mana yang kuat menjadi kuasa sedang yang lemah
menjadi korban penindasan dan perlakuan sewenang-wenang.

Maksiat yang paling menonjol yang menjadi ciri khas hidup
mereka adalah perbuatan homoseks {liwat} di kalangan lelakinya
dan lesbian di kalangan wanitanya. Kedua-dua jenis kemungkaran
ini begitu bermaharajalela di dalam masyarakat sehinggakan
ianya merupakan suatu kebudayaan bagi kaum Sadum.

Seorang pendatang yang masuk ke Sadum tidak akan selamat dari
diganggu oleh mereka. Jika ia membawa barang-barang yang
berharga maka dirampaslah barang-barangnya, jika ia melawan
atau menolak menyerahkannya maka nyawanya tidak akan selamat.

Akan tetapi jika pendatang itu seorang lelaki yang bermuka
tampan dan berparas elok maka ia akan menjadi rebutan
di antara mereka dan akan menjadi korban perbuatan keji
lelakinya dan sebaliknya jika si pendatang itu seorang
perempuan muda maka ia menjadi mangsa bagi pihak wanitanya
pula.

Kepada masyarakat yang sudah sedemikian rupa keruntuhan
moralnya dan sedemikian paras penyakit sosialnya. Diutuslah
nabi Luth sebagai pesuruh dan RasulNya untuk mengangkat mereka
dari lembah kenistaan, kejahilan dan kesesatan serta membawa
mereka alam yang bersih, bermoral dan berakhlak mulia.

Nabi Luth mengajak mereka beriman dan beribadah kepada Allah
meninggalkan kebiasaan mungkar, menjauhkan diri dari perbuatan
maksiat dan kejahatan yang diilhamkan oleh iblis dan syaitan.

Ia memberi penerangan kepada mereka bahwa Allah telah mencipta
mereka dan alam sekitar. Allah tidak meredhai amal perbuatan
mereka yang mendekati sifat dan tabiat kebinatangan dan tidak
sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan dan bahwa Allah akan
memberi ganjaran setimpal dengan amal kebajikan mereka.

Yang berbuat baik dan beramal soleh akan diberi ganjaran
dengan syurga di akhirat sedang yang melakukan perbuatan
mungkar akan di balaskannya dengan memasukkannya ke dalam
neraka Jahanam.

Nabi Luth berseru kepada mereka agar meninggalkan adat
kebiasaan iaitu melakukan perbuatan homoseks dan lesbian
karena perbuatan itu bertentangan dengan fitrah dan hati
nurani manusia serta menyalahi hikmah yang terkandung di dalam
penciptaan manusia menjadi dua jenis iaitu lelaki dan wanita.

Juga kepada mereka di beri nasihat dan dianjurkan supaya
menghormati hak dan milik masing-masing dengan meninggalkan
perbuatan perampasan, perompakan serta pencurian yang selalu
mereka lakukan di antara sesama mereka dan terutama kepada
pengunjung yang datang ke Sadum.

Diterangkan bahwa perbuatan-perbuatan itu akan merugikan
mereka sendiri, karena akan menimbulkan kekacauan dan ketidak
amanah di dalam negeri sehingga masing-masing dari mereka
tidak merasa aman dan tenteram dalam hidupnya.

Demikianlah Nabi Luth melaksanakan dakwahnya sesuai dengan
tugas risalahnya. Ia tidak henti-henti menggunakan setiap
kesempatan dan dalam tiap pertemuan dengan kaumnya secara
berkelompok atau secara berseorangan mengajak agak mereka
beriman dan percaya kepada Allah.

MenyembahNya melakukan amal soleh dan meninggalkan perbuatan
maksiat dan mungkar. Akan tetapi keruntuhan moral dan
kerusakan akhlak sudah berakar di dalam pergaulan hidup mereka
dan pengaruh hawa nafsu dan penyesatan syaitan sudah begitu
kuat menguasai tindak-tanduk mereka,

Maka dakwah dan ajakkan Nabi Luth yang dilaksanakan dengan
kesabaran dan ketekunan tidak mendapat tanah yang subur
di dalam hati dan fikiran mereka dan berlalu laksana suasana
teriakan di tengah-tengah padang pasir.

Telinga-telinga mereka sudah menjadi pekak bagi ajaran-ajaran
Nabi Luth sedang hati dan fikiran mereka sudah tersumbat rapat
dengan ajaran-ajaran syaitan dan iblis.

Akhirnya kaum Luth merasa kesal hati mendengar dakwah dan
nasihat-nasihat Nabi Luth yang tidak putus-putus itu dan minta
agar ia menghentikan aksi dakwahnya atau menghadapi pengusiran
dirinya dari sadum bersama semua keluarganya.

Dari pihak Nabi Luth pun sudah tidak ada harapan untuk
masyarakat Sadum dapat terangkat dari lembah kesesatan dan
keruntuhan moral mereka dan bahawa meneruskan dakwah kepada
mereka yang sudah buta-tuli hati dan fikiran serta mensia-
siakan masa.

Ubat satu-satunya, menurut fikiran Nabi Luth untuk mencegah
penyakit akhlak itu yang sudah parah itu menular kepada
tetangga-tetangga dekatnya, ialah dengan membasmikan mereka
dari atas bumi sebagai pembalasan ke atas terhadap kekerasan
kepala mereka dan juga untuk menjadi ibrah dan pengajaran
umat-umat disekelilingnya.

Beliau memohon kepada Allah agar kepada kaumnya masyarakat
Sadum diberi pengajaran berupa azab di dunia sebelum azab yang
menanti mereka di akhirat kelak.

* Para Malaikat Tamunya Nabi Ibrahim Bertamu Kepada Nabi
Luth.
*

Permohonan Nabi Luth dan doanya diperkenankan dan dikabulkan
oleh Allah s.w.t. Dikirimkanlah kepadanya, tiga orang malaikat
menyamar sebagai manusia biasa. Mereka adalah malaikat yang
bertamu kepada Nabi Ibrahim dengan membawa berita gembira atas
kelahiran Nabi Ishaq, dan memberitahu kepada mereka bahwa dia
adalah utusan Allah dengan tugas menurunkan azab kepada kaum
Luth penduduk kota Sadum.

Dalam kesempatan pertemuan Malaikat, dimana Nabi Ibrahim telah
memohon agar penurunan azab keatas kaum Sadum ditunda ,kalau-
kalau mereka kembali sedar mendengarkan dan mengikuti ajakan
Luth serta bertaubat dari segala maksiat dan perbuatan
mungkar.

Juga dalam pertemuan itu Nabi Ibrahim mohon agar anak
saudaranya, Luth diselamatkan dari azab yang akan diturunkan
keatas kaum Sadum permintaan mana oleh para malaikat itu
diterima dan dijamin bahwa Luth dan keluarganya tidak akan
terkena azab.

Para malaikat itu sampai di Sadum dengan menyamar sebagai
lelaki remaja yang berparas tampan dan bertubuh yang elok dan
bagus. Dalam perjalanan mereka hendak memasuki kota, mereka
berselisih dengan seorang gadis yang cantik dan ayu sedang
mengambil dari sebuah perigi.

Para malaikat atau lelaki remaja itu bertanya kepada si gadis
kalau-kalau mereka diterima ke rumah sebagai tetamu. Si gadis
tidak berani memberi keputusan sebelum ia beruding terlebih
dahulu dengan keluarganya. Maka ditinggalkanlah para lelaki
remaja itu oleh si gadis seraya ia pulang ke rumah cepat-cepat
untuk memberitahu ayahnya.

Si ayah iaitu Nabi Luth sendiri mendengar laporan puterinya
menjadi binggung jawapan apa yang harus ia berikan kepada para
pendatang yang ingin bertamu ke rumahnya untuk beberapa waktu,
namun menerima tamu-tamu remaja yang berparas tampan dan kacak
akan mengundang risiko gangguan kepadanya dan kepada tamu-
tamunya dari kaumnya yang tergila-gila oleh remaja-remaja yang
mempunyai tubuh bagus dan wajah elok.

Sedang kalau hal yang demikian itu terjadi ia sebagai tuan
rumah harus bertanggungjawab terhadap keselamatan tamunya,
padahal ia merasa bahwa ia tidak akan berdaya menghadapi
kaumnya yang bengis-bengis dan haus maksiat itu.

Timbang punya timbang dan fikir punya fikir akhirnya
diputuskan oleh Nabi Luth bahwa ia akan menerima mereka
sebagai tamu di rumahnya apa pun yang akan terjadi sebagai
akibat keputusannya, ia pasrahkan kepada Allah yang akan
melindunginya.

Lalu pergilah ia sendiri menjemput tamu-tamu yang sedang
menanti di pinggir kota dan diajaklah mereka bersama-sama
ke rumah pada saat kota Sadum sudah diliputi kegelapan dan
manusianya sudah nyenyak tidur di rumah masing-masing.

Nabi Luth berusaha dan berpesan kepada isterinya dan kedua
puterinya agar merahsiakan kedatangan tamu-tamu, jangan sampai
terdengar dan diketahui oleh kaumnya. Akan tetapi isteri Nabi
Luth yang memang sehaluan dan sependirian dengan penduduk
Sadum telah membocorkan berita kedatangan para tamu dan
terdengarlah oleh pemuka-pemuka mereka bahwa Luth ada tetamu
terdiri daripada remaja-remaja yang tampan parasnya dan
memiliki tubuh yang sangat menarik bagi para penggemar
homoseks.

Terjadilah apa yang dikhuatirkan oleh Nabi Luth. Begitu
tersiar dari mulut ke mulut berita kedatangan tamu-tamu remaja
di rumah Luth, berdatanglah mereka ke rumahnya untuk melihat
para tamunya dan memuaskan nafsunya.

Nabi Luth tidak membuka pintu bagi mereka dan berseru agar
mereka kembali ke rumah masing-masing dan jangan mengganggu
tamu-tamu yang datangnya dari jauh yang sepatutnya dihormati
dan dimuliakan.

Mereka diberi nasihat agar meninggalkan adat kebiasaan yang
keji itu yang bertentangan dengan fitrah manusia dan kudrat
alam di mana Tuhan telah menciptkan manusia berpasangan antara
lelaki dengan perempuan untuk menjaga kelangsungan
perkembangan umat manusia sebagai makhluk yang termulia
di atas bumi.

Nabi Luth berseru agar mereka kembali kepada isteri-isteri
mereka dan meninggalkan perbuatan maksiat dan mungkar yang
tidak senonoh, sebelum mereka dilanda azab dan seksaan Allah.

Seruan dan nasihat-nasihat Nabi Luth tidak dihiraukan dan
dipedulikan, mereka bahkan mendesak akan menolak pintu
rumahnya dengan paksa dan kekerasan kalau pintu tidak di buka
dengan sukarela. Merasa bahwa dirinya sudah tidak berdaya
untuk menahan arus orang-orang penyerbu dari kaumnya itu yang
akan memaksakan kehendaknya dengan kekerasan berkatalah Nabi
Luth secara terus terang kepada para tamunya,

" Sesungguhnya aku tidak berdaya lagi menahan orang-orang itu
menyerbu ke dalam. Aku tidak memiliki senjata dan kekuatan
fizikal yang dapat menolak kekerasan mereka, tidak pula
mempunyai keluarga atau sanak saudara yang disegani mereka
yang dapat aku mintai pertolongannya, maka aku merasa sangat
kecewa, bahwa sebagai tuan rumah aku tidak dapat menghalaukan
gangguan terhadap tamu-tamuku, dirumahku sendiri."

Begitu Nabi Luth selesai mengucapkan keluh-kesahnya. Para tamu
segera mengenalkan diri kepadanya dan memberitahu identitinya,
bahawa mereka adalah malaikat-malaikat yang menyamar sebagai
manusia yang bertamu kepadanya dan bahwa mereka datang
ke Sadum untuk melaksanakan tugas menurunkan azab dan seksa
atas rakyatnya yang membangkang dan enggan membersihkan
masyarakatnya dari segala kemungkaran dan maksiat yang keji
dan kotor.

Kepada Nabi Luth, para malaikat itu menyarankan agar pintu
rumahnya dibuka lebar-lebar untuk memberi kesempatan bagi
orang-orang yang haus homoseks itu masuk. Namun malangnya
apabila pintu dibuka dan para penyerbu menindakkan kaki untuk
masuk, tiba-tiba gelaplah pandangan mereka dan tidak dapat
melihat sesuatu. Mereka mengusap-usap mata, tetapi ternyata
sudah menjadi buta.

Sementara para penyerbu rumah Nabi Luth berada dalam keadaan
kacau bilau berbentur antara satu dengan lain berteriak-teriak
menanya-nanya gerangan apa yang menjadikan mereka buta dengan
mendadak. Para malaikat berseru kepada Nabi Luth agar
meninggalkan segera perkampungan itu bersama keluarganya,
karena masanya telah tiba bagi azab Allah yang akan
ditimpakan.

Para malaikat berpesan kepada Nabi Luth dan keluarganya agar
perjalanan ke luar kota jangan seorang pun dari mereka menoleh
ke belakang.

Nabi Luth keluar dari rumahnya sehabis tengah malam, bersama
keluarganya terdiri dari seorang isteri dan dua puterinya
berjalan cepat menuju keluar kota, tidak menoleh ke kanan
mahupun kekiri sesuai dengan petunjuk para malaikat yang
menjadi tamunya.

Akan tetapi si isteri yang menjadi musuh dalam selimut bagi
Nabi Luth tidak tergamak meninggalkan kaumnya. Ia berada
dibelakang rombongan Nabi Luth berjalan perlahan-lahan tidak
secepat langkah suaminya dan tidak henti-henti menoleh
ke belakang karena ingin mengetahui apa yang akan menimpa atas
kaumnya,

Seakan-akan meragukan kebenaran ancaman para malaikat yang
telah didengarnya sendiri. Dan begitu langkah Nabi Luth
berserta kedua puterinya melewati batas kota Sadum, sewaktu
fajar menyingsing, bergetarlah bumi dengan dahsyatnya di bawah
kaki rakyat Sadum, tidak terkecuali isteri Nabi Luth yang
munafiq itu.

Getaran itu mendahului suatu gempa bumi yang kuat dan hebat
disertai angin yang kencang dan hujan batu sijjil yang
menghancurkan dengan serta-merta kota Sadum berserta semua
penghuninya. Demikianlah mukjizat dan ayat Allah yang
diturunkan untuk menjadi pengajaran dan ibrah bagi hamba-
hambaNya yang mendatang.

*** Nabi Luth Berserta Pengikutnya Selamat.

Sebelum negeri Nabi Luth dilanda kemusnahan, para malaikat
tiba di Sadum dan menyamar sebagai seorang lelaki remaja yang
berwajah tampan, memiliki susuk tubuh yang menarik. Dalam
perjalanan memasuki kota, mereka bertemu dengan seorang gadis
ayu, sedang menadah air dari sebuah perigi. Para malikat yang
menyamar sebagai lelaki remaja itu bertanya kepada gadis
tersebut dengan harapan menerimanya sebagai tamu di rumah
kediaman gadis tersebut. Si gadis tidak berani memberi
keputusan sebelum ia berunding terlebih dahulu dengan ahli
keluarganya. Gadis tersebut meninggalkan para lelaki remaja
itu seraya segera pulang ke rumah untuk dikhabarkan kepada
ayahnya.

Ayah gadis tersebut ialah Nabi Luth. Beliau bingung mendengar
laporan puterinya sambil memikirkan jawapan yang ia harus
berikan kepada para tetamu yang ingin menumpang di rumahnya.
Budi luhur dan sifat ramah mesra serta mencintai tetamu yang
ada padanya, mendesak ia agar tidak menolak kedatangan musafir
yang meniti jarak perjalanan jauh untuk tinggal di rumahnya
beberapa ketika. Namun tindakannya menerima para tetamu remaja
yang berparas tampan dan kacak, mengundang risiko iaitu
gangguan daripada kaumnya yang tergila-gila akan remaja
bertubuh menarik lagi tampan. Dirumahnya terdapat pula isteri
dan dua puterinya yang cantik dan ayu.

* Kisah Nabi Luth Di Dalam Al Quran. *

Kisah Nabi Luth dalam Al Quran terdapat pada 85 ayat dalam 12
surah diantaranya surah " Al Anbiyaa" ayat 74 dan 75, surah
" Asy Syu'ara" ayat 160 sehingga ayat 175, surah " Hud" ayat
77 sehingga ayat 83, surah " Al Qamar" ayat 33 sehingga 39 dan
surah " At Tahrim" ayat 10 yang mengisahkan isteri Nabi Luth
yang mengkhianati suaminya.
posted from Bloggeroid

No comments:

Post a Comment