Wednesday 27 March 2013

SAYYIDI AHMAD AL-RIFA’I ...^^..

SAYYIDI AHMAD AL-RIFA’I
Ketinggian dan Kehalusan Budi Pekerti Aulia’illah

Sayyidi Ahmad Al Rifa’i dilahirkan pada tahun 500 Hijriah. Pertama kali beliau belajar Ilmu Fiqih Mazhab Syafi’i dengan mempelajari Kitab Al-Tanbih, akan tetapi beliau lebih cenderung kepada ilmu tasawuf. Beliau terkenal sebagi rujukan pimpinan ilmu thoriqoh, karena memiliki ilmu haqiqat yang tinggi dan sebagai wali qutub yang agung dan masyhur di zaman sesudah syeikh Abdul Qodir al Jailany ra. Beliau sangat terkenal dan memiliki pengikut yang banyak. Para pengikutnya terkenal dengan sebutan “Al-Thoifah Al-Rifa’iyah”.

Dalam kitab Tobaqot diterangkan, pada saat mengajar syeikh Ahmad Rifa’i tidak mau sambil berdiri. Orang-orang yang tinggalnya jauh bisa mendengar apa yang disampaikan beliau sama seperti orang yang dekat dengan tempat pengajian. Sehingga penduduk disekitar desa Ummi Abidah banyak yang keluar dari rumahnya untuk mendengarkan apa yang disampaikan oleh syeikh Ahmad Rifa’i ini. Bahkan orang yang tadinya tuli jika mau hadir mengaji oleh Allah, dibukakan pendengarannya sehingga bisa mendengar apa yang disabdakan oleh syeikh Ahmad Rifa’i. Para guru thoriqoh banyak yang hadir untuk mendengarkan sabda-sabda dari Syeikh Ahmad Al Rifa’i dengan menggelar sajadah sebagai tempat duduk. Setelah syeikh Ahmad selesai memberi pelajaran, mereka pulang sambil menempelkan sajadah kedadanya masing-masing, sehingga sesampai di rumah mereka bisa menjelaskan kepada para muridnya.

Banyak hal aneh yang sering terjadi pada diri murid Syeikh Ahmad Rifa’i seperti, mereka dapat masuk ke dalam api yang sedang menyala. Mereka juga dapat menjinakkan binatang buas, seperti harimau di mana hewan ini akan menuruti apa yang mereka katakan. Sehingga harimau ini dapat dijadikan kendaraan oleh mereka. Banyak lagi keajaiban-keajaiban lain yang ada pada mereka.

Ketika pertama kali Sayyidi Ahmad bertemu dengan seorang Wali bernama Syeikh Abdul Malik Al-Khonubi. Syeikh ini memberinya pelajaran berupa sindiran tetapi sangat berkesan buat Syeikh Ahmad Al Rifa’i. Sindiran itu berbunyi ; Orang yang berpaling dia tiada sampai. Orang yang ragu-ragu tidak dapat kemenangan. Barangsiapa tidak mengetahui waktunya kurang, maka semua waktunya telah kurang. Setahun lamanya Sayyidi Ahmad Al-Rifa’i mengulang-ulang perkataan ini.

Setelah setahun dia datang kembali menemui Syeikh Abdul Malik Al-Khonubi. Sayyidi Ahmad Al-Rifa’i minta wasiat lagi, maka berkata Syeikh Abdul Malik; Sangatlah keji kejahilan bagi orang-orang yang mempunyai Akal; Sangatlah keji penyakit pada sisi semua doktor; Sangatlah keji sekalian kekasih yang meninggalkan Wusul (sampai kepada Allah). Sayyidi Ahmad Al-Rifa’i mengulang-ulang pula perkatan itu selama setahun dan beliau banyak mendapat manfaat dari perkataan itu karena perkataan itu diresapi, dihayati dan diamalkan.

Salah satu dari sekian budi pekerti Syeikh Ahmad Al Rifa’i yang mulia ialah beliau seringkali membawa serta membersihkan pakaian orang-orang yang berpenyakit kusta dan beberapa penyakit yang sangat menjijikkan menurut pandangan umum. Dipeliharanya orang-orang yang sedang sakit itu; diantarkan makanan untuk mereka dan beliau juga turut makan bersama-sama dengan orang-orang sakit itu tanpa ada rasa jijik.

Kalau Syeikh Ahmad Al Rifa’i datang dari perjalanan, apabila telah dekat dengan kampung halamannya maka dipungutnya kayu bakar, setelah itu dibagi-bagikan kepada orang-orang sakit, orang buta, orang-orang jompo atau orang tua yang membutuhkan pertolongan. Syeikh Ahmad berkata : “Mendatangi orang-orang yang semacam itu bagi kita wajib bukan hanya sunah. Bahkan Nabi bersabda : “Barang siapa yang memuliakan orang tua yang Islam, maka Allah akan meluluhkan orang untuk memuliakannya apabila ia sudah tua”.

Beliau setiap dijalan selalu menanti datangnya orang buta, kalau ada orang buta datang lalu dipegang dan dituntun sampai tujuan. Beliau mempunyai kasih sayang bukan hanya kepada manusia saja, tetapi juga kepada binatang, sehingga kalau bertemu dengan siapa saja selalu mendahului memberi salam, bahkan juga kepada hewan. Diriwayatkan bahwa ada seekor anjing yang menderita sakit kusta. Kemana saja anjing itu pergi, ia akan diusir. Anjing tersebut diambil oleh Sayyidi Ahmad Al-Rifa’i lalu dimandikan dengan air panas, diberikan obat dan makan secukupnya, sampai anjing tersebut sembuh dari penyakit yang dideritanya. Kalau ada orang yang bertanya tentang apa yang diperbuatnya beliau berkata : “Aku selalu membiasakan pekerjaan yang baik. Syeikh Ahmad ini kalau dihinggapi nyamuk beliau membiarkannya dan tidak boleh ada orang lain yang mengusirnya. Beliau berkata, “Biarkanlah dia meminum darah yang dibagikan Allah kepadanya. Pada suatu hari ada seekor kucing sedang nyenyak tidur di atas lengan bajunya. Waktu sholat telah masuk, lalu digunting lengan bajunya itu karena tidak sampai hati mengejutkan kucing yang sedang lelap tidur itu. Seusai sholat lengan bajunya diambil dan dijait lagi.

Budi pekerti mulia yang lain ialah beliau tidak mau membalas kejahatan dengan kejahatan. Apabila beliau dimaki oleh orang, beliau terus menundukkan kepalanya mencium bumi dan menangis serta meminta maaf kepada yang memakinya. Beliau pernah dikirimi surat oleh Syeikh Ibrohim al Basity yang isi suratnya merendahkan martabat beliau, lalu beliau berkata kepada orang yang menyampaikan surat itu : “Coba bacalah surat itu, dan ternyata isinya adalah : “Hai orang yang buta sebelah, hai dajjal, hai orang yang bikin bid’ah dan berbagai macam perkataan yang menyakitkan hati. Setelah selesai membaca surat kemudian surat itu diterima oleh syeikh Ahmad, dibaca kemudian berkata : “Ini semua betul, smoga Allah membalas kebaikan kepadanya. Beliau terus berkata dengan syiir, “Maka tidaklah aku peduli kepada orang yang meragukan aku yang penting menurut Allah, aku bukanlah orang yang meragukan. Kemudian syeikh berkata : “Tulislah sekarang jawaban balasanku yang berbunyi “Dari orang rendahan kepada tuanku syeikh Ibrohim. Mengenai tulisanmu seperti yang tertera dalam surat, memang Allah telah menjadikan aku menurut apa yang dikehendaki-Nya dan aku mengharapkanmu hendaknya sudi bersedekah kepadaku dengan mendo’akan dan memaafkanku. Setelah surat balasan ini sampai pada syeikh Ibrohim dan dibaca isinya, kemudian syeikh Ibrohim pergi entah kemana tidak ada orang yang tahu.

Jika ada orang minta dituliskan azimat kepadanya, maka Syeikh Ahmad mengambil kertas lalu ditulis tanpa pena. Sewaktu beliau pergi Haji, ketika berziarah ke Maqam Nabi Muhammad Saw, maka nampak tangan dari dalam kubur Nabi bersalaman dengan beliau dan beliau pun terus mencium tangan Nabi SAW yang mulia itu. Kejadian itu dapat disaksikan oleh orang ramai yang juga berziarah ke Maqam Nabi Saw tersebut. Salah seorang muridnya berkata ; “Ya Sayyidi! Tuan Guru adalah Qutub”. Jawabnya; “Sucikan olehmu syak mu daripada Qutubiyah”. Kata murid: “Tuan Guru adalah Ghauts!”. Jawabnya: “Sucikan syakmu daripada Ghautsiyah”. Al-Imam Sya’roni mengatakan bahwa yang demikian itu adalah dalil bahwa Sayyidi Ahmad Al-Rifa’i telah melampaui “Maqaamat” dan “Athwar” karena Qutub dan Ghauts itu adalah Maqam yang maklum (diketahui umum).

Sebelum wafat beliau telah menceritakan kapan waktunya akan meninggal dan sifat-sifat hal ihwalnya beliau. Beliau akan menjalani sakit yang sangat parah untuk menangung bilahinya para makhluk. Sabdanya, “Aku telah di janji oleh Allah, agar nyawaku tidak melewati semua dagingku (daging harus musnah terlebih dahulu). Ketika Sayyidi Ahmad Al-Rifa’i sakit yang mengakibatkan kewafatannya, beliau berkata, “Sisa umurku akan kugunakan untuk menanggung bilahi agungnya para makhluk. Kemudian beliau menggosok-ngosokkan wajah dan uban rambut beliau dengan debu sambil menangis dan beristighfar . Yang dideritai oleh Sayyidi Ahmad Al-Rifa’i ialah sakit “Muntah Berak”. Setiap hari tak terhitung banyaknya kotoran yang keluar dari dalam perutnya. Sakit itu dialaminya selama sebulan. Hingga ada yang tanya, “Kok, bisa sampai begitu banyaknya yang keluar, dari mana yaa kanjeng syeikh. Padahal sudah dua puluh hari tuan tidak makan dan minum. Beliau menjawab, “Karena ini semua dagingku telah habis, tinggal otakku, dan pada hari ini nanti juga akan keluar dan besok aku akan menghadap Sang Maha Kuasa. Setelah itu ketika wafatnya, keluarlah benda yang putih kira-kira dua tiga kali terus berhenti dan tidak ada lagi yang keluar dari perutnya. Demikian mulia dan besarnya pengorbanan Aulia Allah ini sehingga sanggup menderita sakit menanggung bala yang sepatutnya tersebar ke atas manusia lain. Wafatlah Wali Allah yang berbudi pekerti yang halus lagi mulia ini pada hari Kamis waktu duhur 12 Jumadil Awal tahun 570 Hijrah. Riwayat yang lain mengatakan tahun 578 Hijrah


Norshahuddin Edited...^^..
Mac 2013...^^..

Fathimah Az Zahra Dan Gilingan Gandum...^^..


Fathimah Az Zahra Dan Gilingan Gandum

Suatu hari masuklah Rasulullah SAW menemui anandanya Fathimah az-zahra rha.
Didapatinya anandanya sedang menggiling syair (sejenis padi-padian) dengan
menggunakan sebuah penggilingan tangan dari batu sambil menangis. Rasulullah SAW
bertanya pada anandanya, "Apa yang menyebabkan engkau menangis wahai Fathimah?,
semoga Allah SWT tidak menyebabkan matamu menangis". Fathimah rha. berkata,
"Ayahanda, penggilingan dan urusan-urusan rumahtanggalah yang menyebabkan ananda
menangis". Lalu duduklah Rasulullah SAW di sisi anandanya. Fathimah rha. melanjutkan
perkataannya, "Ayahanda sudikah kiranya ayahanda meminta 'aliy (suaminya) mencarikan
ananda seorang jariah untuk menolong ananda menggiling gandum dan mengerjakan
pekerjaan-pekerjaan di rumah".

Mendengar perkataan anandanya ini maka bangunlah Rasulullah SAW mendekati
penggilingan itu. Beliau mengambil syair dengan tangannya yang diberkati lagi mulia dan
diletakkannya di dalam penggilingan tangan itu seraya diucapkannya
"Bismillaahirrahmaanirrahiim". Penggilingan tersebut berputar dengan sendirinya dengan
izin Allah SWT. Rasulullah SAW meletakkan syair ke dalam penggilingan tangan itu untuk
anandanya dengan tangannya sedangkan penggilingan itu berputar dengan sendirinya
seraya bertasbih kepada Allah SWT dalam berbagai bahasa sehingga habislah butir-butir
syair itu digilingnya.

Rasulullah SAW berkata kepada gilingan tersebut, "Berhentilah berputar dengan izin Allah
SWT", maka penggilingan itu berhenti berputar lalu penggilingan itu berkata-kata dengan
izin Allah SWT yang berkuasa menjadikan segala sesuatu dapat bertutur kata. Maka
katanya dalam bahasa Arab yang fasih, "Ya Rasulullah SAW, demi Allah Tuhan yang
telah menjadikan baginda dengan kebenaran sebagai Nabi dan Rasul-Nya, kalaulah
baginda menyuruh hamba menggiling syair dari Masyriq dan Maghrib pun niscaya hamba
gilingkan semuanya. Sesungguhnya hamba telah mendengar dalam kitab Allah SWT
suatu ayat yang berbunyi : (artinya)

"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang
bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya para malaikat yang kasar, yang
keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang dititahkan-Nya kepada mereka
dan mereka mengerjakan apa yang dititahkan".

Maka hamba takut, Ya Rasullullah kelak hamba menjadi batu yang masuk ke dalam
neraka. Rasulullah SAW kemudian bersabda kepada batu penggilingan itu,
"bergembiralah karena engkau adalah salah satu dari batu mahligai Fathimah az-zahra
di dalam sorga". Maka bergembiralah penggilingan batu itu mendengar berita itu
kemudian diamlah ia.

Rasulullah SAW bersabda kepada anandanya, "Jika Allah SWT menghendaki wahai
Fathimah, niscaya penggilingan itu berputar dengan sendirinya untukmu. Akan tetapi
Allah SWT menghendaki dituliskan-Nya untukmu beberapa kebaikan dan dihapuskan
oleh Nya beberapa kesalahanmu dan diangkat-Nya untukmu beberapa darjat.
Ya Fathimah, perempuan mana yang menggiling tepung untuk suaminya dan anak-
anaknya, maka Allah SWT menuliskan untuknya dari setiap biji gandum yang
digilingnya suatu kebaikan dan mengangkatnya satu darjat.

Ya Fathimah perempuan mana yang berkeringat ketika ia menggiling gandum untuk
suaminya maka Allah SWT menjadikan antara dirinya dan neraka tujuh buah parit.
Ya Fathimah, perempuan mana yang meminyaki rambut anak-anaknya dan menyisir
rambut mereka dan mencuci pakaian mereka maka Allah SWT akan mencatatkan
baginya ganjaran pahala orang yang memberi makan kepada seribu orang yang lapar
dan memberi pakaian kepada seribu orang yang bertelanjang. Ya Fathimah,
perempuan mana yang menghalangi hajat tetangga-tetangganya maka Allah SWT
akan menghalanginya dari meminum air telaga Kautshar pada hari kiamat.

Ya Fathimah, yang lebih utama dari itu semua adalah keredhaan suami terhadap
isterinya. Jikalau suamimu tidak redha denganmu tidaklah akan aku do'akan kamu.
Tidaklah engkau ketahui wahai Fathimah bahwa redha suami itu daripada Allah SWT
dan kemarahannya itu dari kemarahan Allah SWT?. Ya Fathimah, apabila seseorang
perempuan mengandung janin dalam rahimnya maka beristighfarlah para malaikat
untuknya dan Allah SWT akan mencatatkan baginya tiap-tiap hari seribu kebaikan dan
menghapuskan darinya seribu kejahatan. Apabila ia mulai sakit hendak melahirkan
maka Allah SWT mencatatkan untuknya pahala orang-orang yang berjihad pada jalan
Allah yakni berperang sabil. Apabila ia melahirkan anak maka keluarlah ia dari dosa-
dosanya seperti keadaannya pada hari ibunya melahirkannya dan apabila ia meninggal
tiadalah ia meninggalkan dunia ini dalam keadaan berdosa sedikitpun, dan akan
didapatinya kuburnya menjadi sebuah taman dari taman-taman syurga, dan Allah SWT
akan mengurniakannya pahala seribu haji dan seribu umrah serta beristighfarlah
untuknya seribu malaikat hingga hari kiamat.

Perempuan mana yang melayani suaminya dalam sehari semalam dengan baik hati
dan ikhlas serta niat yang benar maka Allah SWT akan mengampuni dosa-dosanya
semua dan Allah SWT akan memakaikannya satu persalinan pakaian yang hijau dan
dicatatkan untuknya dari setiap helai bulu dan rambut yang ada pada tubuhnya seribu
kebaikan dan dikaruniakan Allah untuknya seribu pahala haji dan umrah.

Ya Fathimah, perempuan mana yang tersenyum dihadapan suaminya maka Allah
SWT akan memandangnya dengan pandangan rahmat. Ya Fathimah perempuan mana
yang menghamparkan hamparan atau tempat untuk berbaring atau menata rumah
untuk suaminya dengan baik hati maka berserulah untuknya penyeru dari langit
(malaikat), "teruskanlah 'amalmu maka Allah SWT telah mengampunimu akan
sesuatu yang telah lalu dari dosamu dan sesuatu yang akan datang". Ya Fathimah,
perempuan mana yang meminyak-kan rambut suaminya dan janggutnya dan
memotongkan kumisnya serta menggunting kukunya maka Allah SWT akan
memberinya minuman dari sungai-sungai sorga dan Allah SWT akan meringankan
sakarotulmaut-nya, dan akan didapatinya kuburnya menjadi sebuah taman dari
taman-taman sorga serta Allah SWT akan menyelamatkannya dari api neraka dan
selamatlah ia melintas di atas titian Shirat".

Noeshahuddin Edited...^^..
Mac 2013...^^..