Monday 23 February 2015

Siapa Yang Akan Menyolatkan Jasadmu...^^..

Siapa Yang Akan Menyolatkan Jasadmu...^^..

Di dalam buku hariannya Sultan Murad IV mengisahkan, bahwa
suatu malam dia merasakan kekalutan yang sangat, ia ingin tahu
apa penyebabnya. Maka ia memanggil kepala pengawalnya dan
memberitahu apa yang dirasakannya.

Sultan berkata kepada kepada kepala pengawal, “ Mari kita
keluar sejenak. Diantara kebiasaan sang Sultan adalah
melakukan blusukan di malam hari dengan cara menyamar.

Mereka pun pergi, hingga tibalah mereka disebuah lorong yang
sempit. Tiba-tiba, mereka menemukan seorang laki-laki
tergeletak di atas tanah. Sang Sultan menggerak-gerakkan
lelaki itu, ternyata ia telah meninggal. Namun orang-orang
yang lalu lalang di sekitarnya tak sedikitpun mempedulikannya.

Sultanpun memanggil mereka, mereka tak menyadari kalau orang
tersebut adalah Sultan. Mereka bertanya, “ Apa yang kau
inginkan ?."

Sultan menjawab, “ Mengapa orang ini meninggal tapi tidak ada
satu pun diantara kalian yang mau mengangkat jenazahnya ?
Siapa dia ? Dimana keluarganya ?”

Mereka berkata, “ Orang ini Zindiq, suka menenggak minuman
keras dan berzina”.

Sultan menimpali, “ Tapi . . bukankah ia termasuk umat
Muhammad shallallahu alaihi wasallam ? Ayo angkat jenazahnya,
kita bawa ke rumahnya”.

Mereka pun membawa jenazah laki-laki itu ke rumahnya. Melihat
suaminya meninggal, sang istripun pun menangis. Orang-orang
yang membawa jenazahnya langsung pergi, tinggallah sang Sultan
dan kepala pengawalnya.

Dalam tangisnya sang istri berucap, " Semoga Allah merahmatimu
wahai wali Allah.. Aku bersaksi bahwa engkau termasuk orang
yang sholeh”

Mendengar ucapan itu Sultan Murad kaget.. Bagaimana mungkin
dia termasuk wali Allah sementara orang-orang mengatakan
tentang dia begini dan begitu, sampai-sampai mereka tidak
peduli dengan kematiannya”.

Sang istri menjawab, “ Sudah kuduga pasti akan begini…
Setiap malam suamiku keluar rumah pergi ke toko-toko minuman
keras, dia membeli minuman keras dari dari para penjual sejauh
yang ia mampu. Kemudian minuman-minuman itu di bawah ke rumah
lalu ditumpahkannya ke dalam toilet, sambil berkata,
“ Aku telah meringankan dosa kaum muslimin”.

Dia juga selalu pergi menemui para pelacur, memberi mereka
uang dan berkata, “ Malam ini kalian sudah dalam bayaranku,
jadi tutup pintu rumahmu sampai pagi”.

Kemudian ia pulang ke rumah, dan berkata kepadaku,
“ Alhamdulillah, malam ini aku telah meringankan dosa para
pelacur itu dan pemuda-pemuda Islam”.

Orang-orangpun hanya menyaksikan bahwa ia selalu membeli
khamar dan menemui pelacur, lalu mereka menuduhnya dengan
berbagai tuduhan dan menjadikannya buah bibir.

Suatu kali aku pernah berkata kepada suamiku, “ Kalau kamu
mati nanti, tidak akan ada kaum muslimin yang mau memandikan
jenazahmu, mensholatimu dan menguburkan jenazahmu”.

Ia hanya tertawa, dan berkata, “ Jangan takut, bila aku mati,
aku akan disholati oleh Sultannya kaum muslimin, para Ulama
dan para Auliya”.

Maka, Sultan Murad pun menangis, dan berkata, “ Benar ! Demi
Allah, akulah Sultan Murad, dan besok pagi kita akan
memandikannya, mensholatkannya dan menguburkannya”.

Demikianlah, akhirnya prosesi penyelenggaraan jenazah laki-
laki itu dihadiri oleh Sultan, para ulama, para masyaikh dan
seluruh masyarakat.

(Kisah ini diceritakan kembali oleh Syaikh Al Musnid Hamid
Akram Al Bukhory dari Mudzakkiraat Sultan Murad IV)